Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
“Sejalan masa pandemi, kami mengarahkan agar nasabah menggunakan transaksi non tunai dan mengurangi penggunaan uang tunai. Ini juga sejalan dengan upaya pemerintah menggalakkan cashless society," ujarnya kepada Kontan.co.id.
Baca Juga: Butuh uang mendesak? Tarik tunai kartu kredit Mandiri di ATM saja mudah dan praktis
Meski demikian, Santoso bilang perseroan masih dapat mengembalikan batas maksimum menjadi 40% dari limit kartu kredit jika pandemi usai.
Hingga akhir tahun lalu, bank swasta terbesar di tanah air ini masih menjadi salah satu penguasa pangsa pasar bisnis kartu kredit di tanah air dengan nilai transaksi Rp 78,50 triliun atau setara 23,59% total nilai transaksi kartu kredit nasional senilai Rp 332,64 triliun.
Adapun nilai outstandingnya mencapai Rp 14,10 triliun dengan pertumbuhan 9,4% (yoy) dengan jumlah kartu mencapai 4,02 juta kartu.
Sementara Direktur BIsnis Konsumer PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Handayani mengaku pihaknya tak berencana memangkas batas tarik tunai kartu kredit. Meskipun ia mengaku di masa pandemi, nilai transaksi kartu kredit bank terbesar di tanah air ini memang melambat.
“Tidak ada rencana menurunkan batas cash advance. Memang ada penurunan sales volume mencapai 2% (yoy) pada kuartal I-2020. terutama karena karena pembelian, tiket, traveling, di masa pandemi saat ini memang berkurang, jika pandemi sudah berakhir seharusnya sales volume bisa kembali tumbuh,” katanya.
Pada kuartal I-2020, outstanding kartu kredit BRI sejatinya masih tumbuh sebesar 15,3% (yoy) senilai Rp 2,8 triliun. Pemagang kartu juga tumbuh signifikan sebesar 69% (yoy).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News