kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Digitalisasi Dorong Efisiensi Perbankan


Senin, 09 Mei 2022 / 12:38 WIB
Digitalisasi Dorong Efisiensi Perbankan
ILUSTRASI. BOPO PermataBank membaik di kuartal I-2022


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan semakin ulung melakukan efisiensi dalam mengelola operasionalnya. Salah satunya dengan pengembangan digitalisasi yang mendorong kegiatan operasional semakin efisien.

Hal ini tercermin dari rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) pada kuartal I 2022 yang menyusut dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Bank Permata misalnya, berhasil mencatatkan penurunan BOPO sejalan dengan pengembangan digital.

Direktur Utama PermataBank Chalit Tayjasanant mengatakan, pihaknya tetap menerapkan manajemen biaya operasional secara optimal. Alhasil, BOPO membaik 9,8% dari 82,3% menjadi 72,5% pada kuartal I 2022.

"Kami terus memperkuat komitmen PermataBank sebagai waralaba deposito dan kekayaan terkemuka, dan pemimpin dalam inovasi digital serta mitra ekosistem pilihan untuk bisnis dan pemain di bidang teknologi," terang Chalit, pekan lalu.

Melalui strategi tersebut, pendapatan operasional ikut terkerek. Tercatat pendapatan operasional bank meningkat 21,9% yoy menjadi Rp2,9 triliun sehingga mendorong pertumbuhan laba operasional sebelum pencadangan mencapai Rp 1,5 triliun pada Maret 2022.

Baca Juga: Bank Mandiri Jadi Bank dengan Aset Terbesar, Bank BCA Catat Pertumbuhan Aset Tinggi

Tak hanya Bank Permata, rasio efisiensi BRI juga semakin membaik. Direktur Utama BRI Sunarso menyebut, BOPO perseroan berada di level 69,34%, lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu yakni 78,41%.

"Peningkatan efisiensi BRI tidak lepas dari transformasi digital yang dilakukan, membaiknya kredit bermasalah dan dan peningkatan biaya murah di BRI," terang Sunarso.

Diketahui, BRI menerapkan model bisnis hybrid banking dengan berkonsep transformasi yang memadukan aspek digital dan network presence. Hal ini bertujuan agar kehadiran kantor cabang, agen laku pandai, dan financial advisors seperti Relation Manager (RM), Account Officer (AO), atau Mantri BRI tetap dibutuhkan.

Mereka hadir di tengah-tengah masyarakat bersama layanan digital seperti BRImo dan BRISPOT. Tak hanya itu, perusahaan juga memperkuat aspek big data dan kecerdasan buatan (AI). KUR digital menjadi salah satu contoh digitizing core system atau core product.

Bank Mandiri juga mampu meningkatkan efisiensi yang tercermin dari posisi rasio BOPO pada level 56,37%, jauh di bawah rata-rata industri. Hal ini sejalan dengan pengembangan layanan digital banking seperti Livin' by Mandiri dan Kopra by Mandiri.

Baca Juga: Penyaluran Kredit Bank Permata Naik Menjadi Rp 129,4 Triliun pada Kuartal I

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi berkata, berbagai inisiatif digital berhasil memberikan dampak positif kepada core business perseroan termasuk memperluas akses Bank Mandiri ke pasar serta ekosistem digital,” terang Darmawan.

Tak mengherankan, dana pihak ketiga (DPK) secara konsolidasi Bank Mandiri naik 7,42% menjadi Rp 1.269,0 triliun pada Maret 2022. Pertumbuhan DPK tersebut ditopang digitalisasi lewat Livin’ by Mandiri yang meningkatkan dana murah (CASA).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×