Reporter: Umi Kulsum | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendati kehadiran perusahaan financial technology (fintech) berbasis peer to peer (P2P) lending terhitung baru hadir di Indonesia, namun pertumbuhannya terbilang pesat. Sokongan pendanaan dari berbagai investor juga dinilai mendorong bisnis ini lebih menggeliat.
Koordinator Satgas P2P Lending Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) Reynold Wijaya mengatakan, dukungan pendanaan ini akan berdampak positif bagi perkembangan industri fintech lending di Indonesia.
Seperti diketahui, sampai Juni 2018 penyaluran pembiayaan industri ini telah mencapai Rp 7 triliun, tumbuh 173,4% dibanding akhir Desember 2017 yang mencapai Rp 2,56 triliun. Pertumbuhan tersebut menandakan kehadiran fintech lending telah membantu pelaku UMKM yang membutuhkan pendanaan dan dalam segmen unbanked.
"Makin bagus, artinya kepercayaan masyarakat dan investor meningkat," kata Reynold kepada Kontan.co.id, Rabu (25/7).
Reynold yang juga selaku Co-Founder dan CEO Modalku mengatakan, dengan kucuran pendanaan pihaknya ingin lebih bisa melayani masyarakat Indonesia lebih luas lagi untuk mendapatkan akses finansial. Dus, inklusi keuanganpun diharapkan meningkat dengan kehadiran fintech lending yang menyasar daerah pelosok.
Baru-baru ini, Modalku juga telah mendapatkan pendanaan seri B sebesar US$ 25 juta atau hampir Rp 350 miliar. Pendanaan ini dipimpin oleh SoftBank Ventures Korea. Ronde pendanaan juga diisi dengan partisipasi dari investor-investor terdahulu yaitu Sequoia India, Alpha JWC Ventures dari Indonesia serta Golden Gates Ventures. Selain itu, Line Ventures, Qualgro dan Mahanusa Capital turut berinvestasi di ronde ini.
"Penggunaan dana itu untuk pengembangan produk dan inovasi teknologi," kata Reynold. Dalam waktu dekat ini, Modalku belum berencana kembali membidik pendanaan baru. Pendanaan seri B ini akan digunakan Modalku secara berkelanjutan untuk pengembangan bisnis secara bertahap.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News