kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

DPK berlimpah, LDR Bank DKI rendah


Jumat, 03 Agustus 2012 / 17:42 WIB
DPK berlimpah, LDR Bank DKI rendah
Hugh Jackman akan jadi Wolverine lagi di Marvel Cinematic Universe?


Reporter: Anna Suci Perwitasari |

JAKARTA. Penyaluran kredit Bank DKI hingga semester I 2012 mencapai Rp 12,84 triliun. Angka ini tumbuh 37,27% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 9,36 triliun.

Walaupun mengalami pertumbuhan di penyaluran kredit, ternyata loan to deposit ratio (LDR) tetap saja rendah dan makin menciut yaitu dari 65,35% menjadi 62,6%.

"Ini karena pertumbuhan DPK yang jauh melebihi target pertumbuhan kredit, namun kami optimis terhadap akselerasi pertumbuhan kredit realisasi proyek-proyek dikerjakan oleh para kontraktor rekanan Pemda serta dan pipeline kredit baru yang segera dikucurkan hingga akhir tahun 2012, sehingga target LDR sebesar 76,14% akan terlampaui," beber Direktur Utama Bank DKI Eko Budiwiyono di Jakarta, Jumat (3/8).

Lantaran LDR masih di bawah ketentuan Bank Indonesia (BI), bank yang sahamnya dikendalikan oleh Pemerintah Daerah Jakarta ini harus membayar denda.

Dalam periode tersebut, aset Bank DKI tumbuh 39,17% menjadi Rp 25,2 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp 18,1 triliun. Sementara laba sebelum pajak pun naik dari Rp 210 miliar menjadi Rp 252 miliar.

Lebih lanjut Eko bilang jika kenaikan aset ini didukung oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang melonjak 43,11% dari Rp 14,22 triliun menjadi Rp 20,35 triliun di akhir Juni 2012.

Pertumbuhan terbesar DPK didominasi dana simpanan berjangka yang melonjak 56,1% dari Rp 5,8 triliun menjadi Rp 9,1 triliun. Untuk giro pun tumbuh 34,83% dari Rp 5,4 triliun jadi Rp 7,3 triliun. Demikian pula tabungan tumbuh sebesar 30,7% menjadi Rp 3,2 triliun.

"Komposisi deposito memang masih tinggi meskipun kami telah melakukan penurunan suku bunga deposito. Komposisi DPK Bank DKI juga akan terus diseimbangkan dengan memperbesar dana murah yang berasal dari giro dan tabungan," lanjut Eko.

Dari sisi pengelolaan kredit bermasalah, Bank DKI berhasil menurunkan non performing loan (NPL) gross dari 4,09% di Juni 2011 menjadi 2,66% pada akhir Juni lalu. Sedangkan NPL net dari 3,85% berhasil ditekan menjadi 2,34% pada Juni 2012.

Untuk rasio BOPO pada enam bulan pertama 2012 di kisaran 76,1%, meningkat tipis dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 76,04%. Peningkatan tersebut terjadi karena adanya porsi pengembangan jaringan kantor Bank DKI di Jabotabek maupun sejumlah kota besar di Indonesia. Hingga akhir tahun, Bank DKI berniat menekan rasio biaya operasional ini di bawah level 75%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×