kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

DPK melambat, likuiditas bank tetap kokoh


Minggu, 06 Desember 2020 / 21:17 WIB
DPK melambat, likuiditas bank tetap kokoh
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi keuangan di kantor cabang BRI Tangerang Selatan, Jumat (23/10). /pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/23/10/2020.


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Akselerasi dana pihak ketiga (DPK) tertahan pada Oktober 2020, setelah lima bulan berturut tumbuh positif. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat pada Oktober 2020 ada kontraksi 0,4% DPK bank dibandingkan bulan sebelumnya. Meski melambat, sejumlah bankir mengaku kondisi likuiditas masih sangat kokoh mengingat ekspansi juga dilakukan terbatas saat pandemi. 

Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Haru Koesmahargyo juga mengaku kondisi likuiditas perseroan kini masih sangat mencukupi untuk bekal ekspansi tahun depan.

“Likuiditas kami masih sangat baik dengan LDR pada Oktober 2020 sebesar 83,3% dan cukup untuk cover rencana ekspansi kredit tahun depan,” ungkap Haru kepada KONTAN, Minggu (6/12).

Baca Juga: Sebaran makin luas, transaksi QRIS di perbankan semakin ramai

Sampai Oktober 2020, bank terbesar di tanah air ini pun tercatat telah menghimpun DPK senilai Rp 1.049,161 triliun dengan pertumbuhan pertumbuhan yang terkontraksi 1,27% (mom) dibandingkan September 2020. 

Sementara baki debet kredit perseroan senilai Rp 874,043 triliun juga tercatat negatif 0,40% (mom) dibandingkan September 2020. Dengan neraca likuiditas demikian, perseroan juga masih optimistis tahun depan pertumbuhan kredit bisa mencapai 7-8%. “Sementara sampai akhir tahun kami targetkan kredit bisa tumbuh di kisaran 4%,” lanjut Haru. 

Bank pelat merah lainnya yaitu PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) pun masih optimistis meskipun sebelas dua belas dengan BRI. DPK bank berlogo pita emas ini pada Oktober 2020 merosot 3,76% (mom) menjadi Rp 860,159 triliun. Sedangkan kreditnya juga negatif 0,79% (mom) menjadi Rp 745,220 triliun.

“Kondisi likuiditas perseroan masih masih pada kondisi aman untuk mendukung rencana ekspansi tahun depan dengan LDR 85,6% pada Oktober 2020,” ujarnya pada KONTAN. 

Baca Juga: Ini alasan fintech lending syariah jauh tertinggal dibanding pemain konvensional

Hal berbeda justru dicatat PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang masih mencatat pertumbuhan DPK yang positif 1,87% (mom) sampai Oktober 2020. Meskipun perseroan, masih menahan ekspansi, yang terbukti dari pertumbuhan kredit yang juga masih negatif 0,68% (mom). 

Adapun sampai September 2020, likuiditas bank swasta terbesar di tanah air ini memang sangat longgar dengan LDR pada level 69,6%. EVP Secretariat and Corporate Communication Hera F Haryn bilang perseroan memang masih bakal hati-hati menyalurkan kredit dalam kondisi pandemi kini. 

“Di tengah kondisi pemulihan ekonomi kami terus berupaya menyalurkan kredit seiring permintaan. Kami selalu berpegang dengan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko yang dilakukan dengan disiplin,” ungkapnya.

Selanjutnya: Siap-siap, bea meterai tagihan kartu kredit akan naik mulai 1 Januari 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×