kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

DPLK Muamalat optimis RoI tembus 9,27%


Minggu, 12 April 2015 / 20:43 WIB
DPLK Muamalat optimis RoI tembus 9,27%
ILUSTRASI. Simak Cara Menggunakan Body Cream dengan Tepat, Hasil Maksimal!


Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Kendati baru tiga bulan, Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Bank Muamalat optimis, target Return on Investment (RoI) akan tercapai sebesar 9,27% hingga akhir tahun nanti. Optimisme ini bukan isapan jempol belaka mengingat pencapaian RoI pada kuartal pertama saja sudah sebesar 2,60%.

SS Setiawan, Pelaksana Tugas Pengurus DPLK Muamalat mengungkapkan, RoI yang dihasilkan dalam tiga bulan ini sudah sesuai target. Return tersebut diperoleh dari pendapatan bagi hasil deposito yang masih bertahan memberikan imbal hasil setara ER 10%.

"Dari pasar modal, saham dan reksadana, juga memberikan return positif pada Januari - Februari ini. Namun, pada Maret, mengalami sedikit koreksi, sehingga return yang dicetak sedikit tergerus," ujarnya, kepada KONTAN, akhir pekan ini.

Total alokasi aset portofolio DPLK Muamalat sebesar Rp 752 miliar. Sebesar 74% di antaranya ditaruh di keranjang deposito, 11,18% di reksadana, 10,69% di sukuk, dan 4,14% lainnya ditempatkan di instrumen saham. "Komposisi deposito masih di atas 70% dari total aset, maka return keseluruhan masih bergerak di bawah level 10%," terang Setiawan.

DPLK Muamalat sendiri menargetkan mengelola dana hingga Rp 821,57 miliar sampai akhir tahun nanti. Realisasi target akan ditopang oleh semakin tingginya minat masyarakat untuk memiliki dana pensiun, dan juga meningkatnya kebutuhan perusahaan terhadap pengelolaan dana pensiun atau pesangon karyawannya.

"Tentu dengan pertimbangan, membaiknya kondisi ekonomi Indonesia, BI rate diprediksi turun. Kondisi pasar modal di Indonesia juga akan menjadi tahun pembuktian kinerja pemerintahan baru. Pertumbuhan nilai harga saham akan bergerak sesuai dengan kinerja perusahaan, bukan ekspektasi pasar seperti tahun 2013 silam," imbuh dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×