kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Fintech jadi isu hangat di Comsnets Indonesia 2017


Jumat, 06 Oktober 2017 / 17:23 WIB
Fintech jadi isu hangat di Comsnets Indonesia 2017


Reporter: Petrus Dabu | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Comsnets Indonesia 2017 yang di gelar di Ballrom Fairmont Hotel pada 5-6 Oktober mempertemukan pakar-pakar di bidang teknologi informasi. Salah tema menarik yang dibahas dalam seminar ini tentang kehadiran finansial technology (fintech). Sebagai inovasi pada sektor finansial diharapkan fintech dapat mendatangkan proses transaksi keuangan yang lebih praktis dan aman. Proses transaksi keuangan ini meliputi proses pembayaran, proses peminjaman uang, transfer, ataupun jual beli saham.

Berbagai pembicara dalam Conference Comsnets Indonesia 2017 menyakini bahwa inovasi perkembangan keuangan digital sangat bermanfaat dan berdampak positif apabila diterapkan di Indonesia.

Terkait hal tersebut, Ilham Habibie, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Telematika, Penyiaran dan Ristek yang menjadi salah satu pembicara dalam konferensi ini mengatakan, kehadiran fintech tidak bisa dihindari sebagai hasil dari inovasi dalam kemajuan pelayanan ekonomi digital di Indonesia.

“Lihat saja sekarang ini banyak perusahaan rintisan yang bergerak disitu, seperti start-up," ungkap Ilham dalam Conference Comsnets Indonesia 2017 yang digelar Kadin Indonesia dan M-Solving.

Namun disatu sisi sebagian besar masyarkat Indonesia masih belum banyak yang mengerti tentang pelayanan fintech dan juga sistem keamanan yang masih perlu ditingkatkan.

Beberapa startup fintech yang sudah eksis di Indonesia antara lain, CekAja, UangTeman, Pinjam, CekPremi, Bareksa, Kejora, Doku, Veritrans, Kartuku, Bahkan beberapa waktu lalu telah terbentuk asosiasi perusahaan teknologi finansial bernama FinTech Indonesia.

Laporan World Economic Forum (2015) memprediksi Indonesia akan menjadi salah satu pasar digital terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2020. Hal ini mempertegas peluang keuangan digital, diperkuat dengan fakta bahwa baru sekitar 36% orang dewasa di Indonesia yang memiliki rekening di bank atau sekitar 120 juta orang masuk dalam kategori unbanked. Ini tentu jadi potensi yang besar ke depannya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×