Reporter: Ferry Saputra | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fintech peer to peer (P2P) lending PT Sahabat Mikro Fintek (Samir) menyampaikan ada beberapa faktor yang membuat kalangan anak muda terjerat kredit macet.
CEO Samir Yonathan Gautama mengatakan faktornya, yakni manajemen keuangan pribadi yang belum matang hingga gaya hidup konsumtif.
"Ditambah, kurangnya pemahaman terhadap kewajiban pembayaran tepat waktu," katanya kepada Kontan, Jumat (7/11/2025).
Oleh karena itu, Yonathan menerangkan Samir akan terus menekankan pentingnya edukasi dan literasi keuangan agar pengguna muda dapat memanfaatkan layanan pinjaman secara bijak dan produktif.
Baca Juga: OJK: 43.101 Pengaduan Lewat Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen per Oktober 2025
Lebih lanjut, Yonathan juga menilai adanya ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang tertuang dalam Surat Edaran OJK (SEOJK) Nomor 19 Tahun 2025 berupa pembatasan umur hingga rasio penghasilan borrower dapat berdampak positif terhadap industri yang dapat memperkuat prinsip kehati-hatian, termasuk menekankan pengelolaan risiko.
Dia bilang hal itu juga sejalan dengan fokus Samir bahwa layanan pinjamannya hanya dapat diakses oleh individu yang sudah memiliki kapasitas finansial memadai. Meskipun demikian, Yonathan mengatakan tantangan dari kebijakan tersebut tetap ada. Salah satunya terkait dengan syarat penghasilan.
"Oleh karena itu, kami juga membutuhkan dukungan layanan pendukung untuk verifikasi secara lebih akurat," tuturnya.
Samir juga turut angkat bicara mengenai kredit macet kalangan muda yang meningkat. Asal tahu saja, data statistik OJK mencatat jumlah peminjam di bawah 19 tahun yang pinjamannya macet mencapai 21.774 akun pada semester I-2025, atau melonjak 763% dari posisi semester I-2024 yang sebanyak 2.521 akun.
Adapun pinjaman macet usia 19-34 tahun juga naik sebesar 54,4% secara tahunan, menjadi 438.707 akun pada semester I-2025.
Dari sisi perusahaan, Yonathan mengatakan Samir melihat tren peningkatan kredit macet jumlah pengguna muda sejalan dengan makin luasnya akses terhadap layanan keuangan digital. Namun, dia menyebut secara umum tren kredit macet di segmen muda masih dalam pemantauan wajar.
Baca Juga: Penyaluran Pinjaman Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Rp 950 Miliar per September 2025
Untuk mengantisipasi peningkatan dari segmen itu, Samir menyatakan akan terus melakukan evaluasi berkala untuk memastikan kualitas penyaluran tetap terjaga dan sesuai dengan prinsip kehati-hatian, termasuk analisis kelayakan dan perilaku peminjam.
"Kami juga aktif mengedukasi pengguna melalui berbagai kanal. Selain itu, kami mengimbau pengguna agar menggunakan layanan pinjaman sesuai kebutuhan produktif dan memastikan kemampuan membayar sebelum mengajukan pinjaman," kata Yonathan.
Selanjutnya: 5 Strategi Cerdas Hindari Kredit Mobil Macet agar Keuangan Tetap Aman dan Stabil
Menarik Dibaca: 5 Strategi Cerdas Hindari Kredit Mobil Macet agar Keuangan Tetap Aman dan Stabil
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













