kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

GWM primer naik, bunga kredit tak perlu naik


Selasa, 07 September 2010 / 13:10 WIB
GWM primer naik, bunga kredit tak perlu naik


Reporter: Ruisa Khoiriyah |

JAKARTA. Perbankan sebaiknya mempertimbangkan kembali rencana untuk mengerek bunga kredit setelah setoran Giro Wajib Minimum dikerek menjadi 8%. Pasalnya, Bank Indonesia (BI) menegaskan, pihaknya akan terus memantau secara dekat gerak-gerik perbankan dalam merespon kebijakan GWM Primer tersebut.

Deputi Gubernur Bank Indonesia yang membawahi pengaturan perbankan Muliaman Dharmansyah Hadad mengungkapkan, sejatinya kalangan perbankan tidak memiliki alasan menaikkan bunga kredit hanya karena setoran GWM primer naik dari 5% menjadi 8%.

"Bunga kredit tidak perlu naik, karena BI sudah memberikan remunerasi atau bunga untuk tambahan GWM 3% itu sebesar 2,5% per tahun," jelas Muliaman kepada KONTAN, Selasa (7/9).

Pemberian remunerasi sebesar 2,5% juga sengaja diberlakukan untuk membantu bank menekan ongkos kenaikan GWM Primer tersebut. Dus, membebankan kenaikan ke bunga kredit dinilai BI tidak relevan.

Selain itu, kebijakan menaikkan GWM primer tersebut, jelas BI, juga sudah diperhitungkan tidak akan mempengaruhi kondisi likuiditas bank; mengingat sasaran tembaknya adalah ekses alias kelebihan likuiditas yang ada di sistem keuangan saat ini.

Dus, keleluasaan likuiditas bank dalam menyalurkan kredit, diyakini oleh BI, tidak akan terganggu. Dalam hitungan otoritas moneter, ekses likuiditas yang bisa diserap dengan kebijakan ini adalah berkisar Rp 50 triliun.

BI menilai, bank mestinya tidak perlu terlalu pelit menekan marginnya sedikit untuk menutup kenaikan GWM ini. "Bank kuatir labanya turun? Mestinya kasih kredit saja yang banyak, jangan hanya menyimpan dana idle di Sertifikat BI," ujar Muliaman. Dengan memperbesar volume penyaluran kredit, dia yakin bank masih bisa mengejar untung tanpa perlu menaikkan bunga kredit.

BI menyarankan, ketimbang perbankan berancang-ancang membebankan ongkos ke bunga kredit, lebih baik bank terus mengupayakan efisiensi sehingga biaya dana tetap bisa kompetitif sehingga bunga kredit tak perlu naik. "Kami akan pantau secara dekat, terutama sisi efisiensi-nya," tegas Muliaman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×