Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Yudho Winarto
Dorongan Pemerintah dan Tantangan Baru
Sementara itu, Ekonom Celios Nailul Huda menilai kebijakan ini merupakan strategi pemerintah untuk memperkuat likuiditas valas domestik.
“Pemerintah tampaknya ingin menarik kembali dolar milik WNI yang disimpan di luar negeri, dengan mendorong Himbara menawarkan bunga yang lebih menarik,” katanya.
Huda menjelaskan, bunga deposito valas di Indonesia selama ini kalah bersaing dibanding Singapura.
Baca Juga: OJK Jatuhkan 33 Sanksi kepada PUJK karena Pelanggaran Iklan per Oktober 2025
Dengan bunga 4%, diharapkan pengusaha lebih memilih menempatkan dana hasil ekspornya di dalam negeri, sehingga pasokan dolar AS meningkat.
Meski demikian, ia mengingatkan Himbara perlu memastikan sumber pendapatan yang cukup untuk menutup biaya bunga yang tinggi.
“Bank pelat merah harus mampu menyalurkan kredit berimbal hasil tinggi atau menempatkan dana ke instrumen seperti SBN atau SRBI untuk menjaga margin,” tuturnya.
Namun, ia mengingatkan potensi pergeseran dana hanya antarbank domestik.
“Yang dikhawatirkan bukan masuknya dana segar dari luar negeri, tapi sekadar perpindahan dana dari bank swasta ke Himbara,” imbuhnya.
Jika perang bunga terjadi, lanjut Huda, biaya dana (cost of fund) bisa meningkat. “Ini bisa membuat penurunan suku bunga acuan BI tidak efektif karena bunga deposito malah naik,” pungkasnya.
Baca Juga: Begini Respons Jamkrida Kaltim Soal Penetapan Batas Bawah Tarif Imbal Jasa Penjaminan
CIMB Niaga Belum Ikut Naikkan Bunga
Berbeda dengan Himbara, PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) memilih belum menaikkan bunga deposito valas.
Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan, pihaknya masih memantau kondisi pasar dan kebutuhan likuiditas.
“Kami belum berencana menaikkan bunga deposito valas. Saat ini kami fokus menjaga efisiensi cost of fund dan memperkuat likuiditas,” ujarnya.
Menurut Lani, kebutuhan likuiditas valas bergantung pada permintaan kredit valas.
Baca Juga: Bunga Deposito Valas USD Bank Mandiri, BRI, BNI dan BTN Naik Jadi 4%
Saat ini, rasio LDR valas CIMB Niaga berada di sekitar 60%, menandakan posisi likuiditas yang masih sangat sehat.
“Selama pembiayaan valas belum meningkat signifikan, kami belum melihat urgensi menaikkan bunga deposito valas,” kata Lani.
Ia menegaskan, CIMB Niaga akan tetap fokus memperbesar dana murah (CASA) agar biaya dana tetap efisien dan kompetitif.
“Kami akan jaga efisiensi pendanaan, bukan bersaing lewat bunga tinggi,” tutupnya.
Selanjutnya: Investasi US$ 1,5 Miliar, Merdeka Copper (MDKA) Siap Jadi Raksasa Baru Tembaga RI
Menarik Dibaca: Tanaman Herbal untuk Obat Sakit Perut, Redakan Nyeri dengan Pengobatan Rumahan!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News












