Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keberadaan Holding Ultra Mikro dalam beberapa tahun terakhir dipercaya mampu membantu masyarakat ultra mikro, terutama unbankable, dalam memperoleh pendanaan. Alhasil, perluasan jumlah nasabah yang bisa dilayani menjadi salah satu fokusnya.
Pada 2024 ini, Holding yang berisikan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), Pegadaian, dan Permodalan Nasional Madani (PMN) ini diharapkan bisa menyentuh jumlah nasabah mencapai 45 juta.
Per September 2023, jumlah debitur holding ini sudah mencapai 36,6 juta atau tumbuh 22% dari posisi September 2021. Artinya BRI, Pegadaian dan PNM masih akan menjaring 8,4 juta debitur ultra mikro baru hingga 2024.
Baca Juga: Alokasi KUR BRI 2024 Lebih Rendah Dibandingkan Target 2023
Sementara itu, total oustanding kredit holding ultra mikro telah mencapai Rp 590,7 triliun per akhir September 2023 atau tumbuh 11,6% secara tahunan. Angka tersebut nilainya sudah meningkat 27,38% apabila dibandingkan dengan periode awal pembentukan holding.
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan bahwa untuk membangkitkan masyarakat ultra mikroi masuk ke akses financing dan sustainable perlu tiga aspek pemberdayaan.
Pertama, menurunkan operating cost dengan cara membangun jaringan agen. Kedua perluasan penjaminan, ketiga adalah pembinaan.
“Ketiganya ini penting supaya masyarakat punya kompetensi berusaha dengan benar, mulai dari bagaimana packaging produk, logistic, dan mengelola keuangannya,” ujar pria yang akrab disapa Tiko ini dalam keterangan resminya (13/1).
Baca Juga: Penyaluran Pembiayaan Mekaar Terus Mencetak Rekor
Tiko bilang tiga aspek tersebut harus dilakukan melalui jaringan yang besar. Jaringan ini bukan hanya dari BRI melalui unit desanya, tetapi juga melalui PNM dengan para AO Mekaar-nya yang sudah mencapai sekitar 50 ribu dan Pegadaian yang memiliki banyak cabang, serta diperkuat dengan AgenBRILink.
Secara rinci per September 2023, kontribusi kredit mikro BRI selaku induk holding mencapai Rp479,9 triliun, atau naik 10,9% secara tahunan dengan 14,2 juta debitur. Adapun porsi kredit Pegadaian mencapai Rp65,6 triliun, atau meningkat 17,3% dengan jumlah peminjam sebanyak 7,4 juta. Pembiayaan PNM mencapai Rp45,3 triliun, atau tumbuh 14,3% dengan 15 juta debitur.
Baca Juga: Pilih PNM Mekaar Syariah atau Konvensional? Ini yang Perlu Ditimbang
Sementara itu, Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan bahwa Holding ini telah menjadi sumber pertumbuhan baru karena BRI memiliki strategi mendorong nasabah untuk naik kelas, memperbesar customer base, dan melayani masyarakat dengan biaya se-efesien mungkin.
“Kami memiliki journey pemberdayaan dan peningkatan kapabilitas nasabah UMi, yakni dengan tiga tahapan empower, integrate dan upgrade,” ujar Sunarso.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News