Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank mencatat lonjakan transaksi uang elektronik berbasis kartu di kuartal pertama 2025. Hadirnya QRIS Tap belum dapat menggeser penggunaan kartu ini.
Misalnya PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI). Di kuartal l tahun ini, frekuensi transaksi kartu andalannya, TapCash melesat 36% secara tahunan (year on year/YoY). Nominalnya juga tumbuh sebesar 30,2% YoY senilai Rp 768 miliar. Tak cuma itu, jumlah kartu TapCash yang beredar juga naik 12,8% YoY menjadi 13,9 juta kartu.
Head of Division Retail Digital Product and Partnership BNI, Mesah Roni Ginting mengatak peningkatan ini khususnya dipengaruhi peningkatan mobilitas selama momentum Hari Raya Idulfitri dan libur panjang lalu.
Selain itu, kemudahan sarana top up lewat super app Wondr by BNI, aplikasi e-commerce Tokopedia, Shopee, Gopay hingga toko ritel seperti Alfamart, Alfamidi, dan Indomaret turut mendukung pertumbuhan ini.
Mesah bilang transaksi TapCash di tol masih mendominasi, yakni sebesar 45%, transportasi umum 30%, dan pembayaran parkir sebanyak 20%.
Meski QR Code Indonesia Standard (QRIS) Tap mulai berlaku, metode pembayaran ini belum menggeser penggunaan TapCash di kuartal l 2025 lantaran layanan ini baru meluncur 14 Maret lalu.
Akan tetapi, Mesah menyebut, hadirnya QRIS Tap bisa memantik dinamika yang menarik pada perkembangan transaksi TapCash. Menurut dia, keduanya punya masing-masing keunggulan.
“Proyeksi pertumbuhan transaksi kartu uang elektronik dengan hadirnya QRIS Tap tentu akan menjadi dinamika yang menarik, meskipun pada kuartal I belum signifikan mengingat masih tahap awal implementasi,” bebernya Mesah kepada Kontan, Senin (28/4).
Yang jelas, BNI bakal tetap berkomitmen mendorong transaksi nontunai dengan mendukung penuh ekosistem digital di Indonesia dan menambah berbagai kemudahan pembayarannya di masyarakat.
Baca Juga: BNI Cetak Laba Rp 5,38 Triliun pada Kuartal I-2025
Segendang sepenarian dengan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). BCA juga turut mencatatkan pertumbuhan transaksi kartu elektronik Flazz sebesar 11% YoY menjadi 249 juta transaksi. Hingga saat ini, ada lebih dari 28 juta kartu Flazz yang beredar.
"Periode Lebaran dan libur panjang turut berkontribusi terhadap peningkatan transaksi menggunakan Flazz, terutama karena adanya peningkatan mobilitas masyarakat," ujar EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn kepada Kontan, Senin (28/4).
Hera bilang Flazz banyak digunakan untuk pembayaran tol, tiket transportasi publik, belanja di minimarket, dan lainnya. Sementara terkait QRIS Tap, BCA menilai produk ini telah memperkaya sistem pembayaran Indonesia.
"BCA mendukung implementasi QRIS TAP yang diinisiasi Bank Indonesia (BI) sebagai inovasi berbasis Near Field Communication (NFC)," timpalnya.
Baca Juga: Bos BCA Buka Suara Terkait Pelemahan Harga Saham Perbankan
Tak hanya bank besar, PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) DKI juga turut mencatatkan pertumbuhan signifikan. Direktur Utama Bank DKI, Agus Haryoto Widodo mengatakan, frekuensi transaksi uang elektronik JakCard tercatat tumbuh 104,72% YoY menjadi 7,589 juta transaksi senilai Rp 35,61 miliar. Sementara pada periode yang sama tahun lalu, nilai transaksinya hanya sebesar Rp 21,39 miliar.
Peningkatan juga terjadi pada jumlah kartu JakCard yang beredar per Maret 2025. Kini, ada sebanyak 12,40 juta kartu JakCard yang beredar atau tumbuh 10,60% YoY. Kemudian total penjualan kartu baru yang aktif mencapai 184,93 ribu kartu.
Menurut Agus, kehadiran QRIS Tap belum menggeser penggunaan kartu Jakcard. Hal ini terbukti lewat pertumbuhan secara bulanan (month to month/MtM) di posisi Maret 2025 sebesar 41,71%.
“Meski kompetisi QRIS Tap akan semakin kuat, JakCard masih memiliki captive market yang loyal, terutama di ekosistem transportasi,” jelas Agus.
Baca Juga: Bank DKI Salurkan KJP Plus Tahap I 2025 kepada 43.502 Penerima Baru
Periode lebaran dan libur panjang juga terbukti mendongkrak transaksi JakCard. Pada periode 1 hingga 27 April, frekuensi transaksi JakCard meningkat secara MtM sebesar 24,67% dengan kontribusi sebesar 1,9 juta transaksi. Nilainya juga meningkat 67,9% MtM sebesar Rp 9,5 miliar.
Lebih lanjut Agus menyebut, transaksi ini terjadi paling banyak di transportasi umum dan tempat wisata dengan rinciannya yakni Taman Margasatwa Ragunan 40,9%, TransJakarta 39,01%, Monumen Nasional (Monas) 12,9%, dan lokasi lain 7,19%.
Agus memproyeksikan, ke depan pertumbuhan transaksi JakCard tetap positif, mengingat Bank DKI bakal memperluas akseptasi JakCard di seluruh operator parkir dan ruas jalan tol di tahun 2025. Apalagi setelah ini masih ada momentum libur sekolah yang bakal mendongkrak penggunaan JakCard.
“Fokus Bank DKI ke depan adalah menjaga loyalitas pengguna JakCard, dan memperluas merchant acceptance akan menopang volume transaksi,” tutup Agus.
Selanjutnya: Ekonom Celios Ingatkan Potensi Kontraksi Manufaktur pada Kuartal II-2025
Menarik Dibaca: CLEO Genjot Daur Ulang Sampah Plastik Melalui Program Cleo Ecobin
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News