Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Industri fintech peer to peer (P2P) dirundung berbagai persoalan. Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menyebut tahun 2024 ini merupakan tahun untuk meningkat kualitas fintech.
Ketua Umum AFPI Entjik S. Djafar mengatakan, hampir diseluruh industri fintech akan dikonsolidasikan.Tahun ini, industri P2P bakal lebih konservatif, lebih prudent dan lebih ketat.
“Kita akan lebih mengutamakan kualitas bukan kuantitas,” ujarnya saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (28/1).
Entjik mengungkapkan, pihaknya terus melakukan evaluasi dan berkolaborasi dengan regulator dalam membuat peraturan yang lebih ketat. Hal ini akan membuat semua pelaku fintech lebih konsentrasi kepada kualitas baik itu dari sektor konsumtif, produktif maupun syariah.
“Jadi terus terang saja kita terlalu banyak dihantam badai, padahal kalau lihat manfaat dari P2P ini jauh, karena lebih dari setengah portofolio kita lebih banyak diproduktif. Jadi tahun ini tahun kualitas, kita memperbaiki kualitas dulu,” ungkapnya.
Baca Juga: Soal POJK 22/2023, AFPI: Mudah-mudahan Image P2P Jadi Lebih Baik
Entjik menyebutkan, tahun 2024 ini juga merupakan tahun pemilihan umum (pemilu) dan hal ini menjadi tonggak industri fintech untuk lebih konservatif dan berhati-hati.
“Optimismenya kalau kualitas bagus akan mendorong kuantitas, cuma tidak bisa kualitas diperbaikin dan kuantitas langsung naik, tidak bisa,” tandasnya.
Ia menambahkan, di tahun 2024 AFPI melihat penyaluran pembiayaan mungkin akan sama atau bahkan berada di bawah sedikit dari perolehan tahun 2023. Namun, ia belum bisa menyebutkan besaran target tersebut,
“2024 mungkin sama ataupun di bawah sedikit, karena 2024 ini agak berat dengan adanya bunga harus turun, beberapa aturan yang semakin ketat,” imbuhnya.
Untuk diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat outstanding pembiayaan fintech P2P lending tumbuh 18,06% year on year (YoY) menjadi Rp 59,38 triliun di November 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News