kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Infrastruktur dan sinergi pemangku kepentingan kunci peningkatan keuangan digital


Rabu, 07 April 2021 / 12:49 WIB
Infrastruktur dan sinergi pemangku kepentingan kunci peningkatan keuangan digital
ILUSTRASI. Dompet digital DANA.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .

Sejak diluncurkan pada 2019, sudah lebih dari 200.000 pemilik usaha yang memanfaatkan DANA Bisnis untuk mengembangkan bisnisnya. Pengguna DANA Bisnis juga tersebar di semua provinsi di Tanah Air, meski mayoritas masih berada di Pulau Jawa. Selama pandemi, pertumbuhan DANA Bisnis mencapai 32% (quarter to quarter).

“Saat ini ada sekitar 60 juta UMKM yang tersebar di seluruh Indonesia dan baru 13% yang sudah melakukan transformasi digital. Sebagai sahabat UMKM, DANA terus berkomitmen mendukung digitalisasi UMKM baik dengan menghadirkan fitur-fitur yang bisa menjawab kebutuhan maupun melalui inisiatif dan sinergi dengan para stakeholders, termasuk swasta dan pemerintah. Sejak tahun lalu, kami tiada henti melakukan roadshow ke sejumlah daerah untuk membantu percepatan transformasi digital di daerah-daerah setempat,” sambung Vince.

Berdasarkan pengalaman melakukan roadshow ke daerah-daerah, Vince mendapati bahwa digitalisasi UMKM dan inklusi keuangan digital masih menghadapi beberapa tantangan, di antaranya adalah infrastrukur. 

“Untuk meningkatkan inklusi keuangan digital, peningkatan pembangunan infrastruktur menjadi kunci. Selain terbangunnya infrastruktur yang mampu mendukung adanya sinyal atau jaringan internet berkualitas hingga mencapai daerah-daerah pelosok, juga dibutuhkan infrastruktur yang mampu mendukung ketersediaan listrik yang memadai,” ungkap Vince.

Di samping infrastruktur, Vince menyebut kerja sama dan sinergi antar semua pihak sangat penting guna meningkatkan literasi dan inklusi keuangan digital. Karena itu, dia berharap DANA bisa terus bersinergi dengan berbagai pihak, mulai institusi keuangan, swasta, pemerintah pusat maupun daerah hingga dunia pendidikan guna memperluas inklusi keuangan digital hingga ke daerah-daerah.

“Selain itu, kepercayaan masyarakat terhadap keuangan digital juga menjadi faktor penting.  Baik itu dalam hal keamanan, maupun pengalaman bertransaksi digital yang mudah dan menyenangkan,” tandas Vince.

Sebagaimana diketahui, Presiden Jokowi belum lama ini menerbitkan Perpres Nomor 114 Tahun 2020 untuk mempercepat inklusi keuangan Indonesia hingga mencapai 90% pada 2024. Saat ini, inklusi keuangan sudah mencapai 76,19%, yang artinya 76,19% dari seluruh penduduk dewasa di Indonesia telah menggunakan layanan keuangan formal. Pemerintah berharap target tersebut tercapai dengan semakin luasnya penggunaan keuangan digital di masyarakat.

Selanjutnya: Bank Sentral Jepang Memulai Tahap Pertama Pengujian Uang Digital

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×