Reporter: Adrianus Octaviano, Nurtiandriyani Simamora | Editor: Harris Hadinata
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) atau KB Bank terus membenahi diri demi memperbaiki citra dan kinerja keuangan. Seiring transformasi tersebut, Bank KB Bukopin kini mengusung merek dan logo baru, yakni KB Bank
Tentu saja, bukan sekadar merek dan logo KB Bank yang mengalami pembaharuan. Bank yang kini jadi anak usaha Kookmin Bank dari Korea Selatan ini juga meningkatkan kualitas layanan, termasuk dari sisi teknologi.
Tidak tangggung-tanggung, untuk meningkatkan teknologi dan mendorong digitalisasi, KB Bank menggunakan sistem yang disebut Next Generation Banking System (NGBS). Sistem ini juga sudah digunakan oleh Kookmin Bank, yang merupakan salah satu bank terbesar di Korea Selatan.
KB Bank mengakui teknologi yang ada di aplikasi mobile banking milik KB Bank, sebelum penerapan NGBS, masih tertinggal. “Kami akan mengubah core banking system agar menjadi lebih cepat dibandingkan kompetitor lainnya,” kata Jung Ho Han, Direktur KB Bank.
Baca Juga: Dengan Logo dan Merek Baru, KB Bank Akan Mendorong Ekonomi Agar Makin Maju
KB Finansial Group (KBFG), sebagai induk dari KB Bank, memastikan NGBS ini bisa diterapkan dengan baik di Indonesia. Karena itu, KBFG menunjuk Woo Yeul Lee menjabat Presiden Direktur KB Bank.
Pria yang juga dikenal dengan nama Tom Lee ini sebelumnya menjabat sebagai IT Group Head di Kookmin Bank. Selain itu, ia juga memimpin pengembangan sistem perbankan NGBS di Kookmin Bank.
Pelayanan cepat
KB Bank sudah mulai melakukan migrasi ke NGBS sejak 2022. Seiring migrasi ini, KB Bank juga melakukan transformasi outlet dan meningkatkan jaringan distribusi di seluruh Indonesia secara bersamaan.
NGBS ini memuat sejumlah penggunaan teknologi terkini, seperti penggunaan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Alhasil, pelayanan bagi nasabah bisa dilakukan dengan cepat.
Baca Juga: Dianggap Belum Optimal, KB Bank Akan Tingkatkan Performa Aplikasi KB Star dengan NGBS
Misal, saat nasabah ingin mengajukan pinjaman, permohonan nasabah bakal bisa diproses lebih cepat dibanding sebelumnya. Han mencontohkan untuk pinjaman kredit pemilikan rumah.
Menurut Han, sebelumnya proses Service Level Agreement (SLA) bisa memakan waktu hingga 40 hari. Padahal, di Korea Selatan, proses SLA hanya membutuhkan waktu sekitar dua hari.
“Saya benchmarking bank-bank di Indonesia itu rata-rata proses SLA sekitar 10 hari. Jadi jika kami bisa mengimplementasikan apa yang ada di Korea, maka kami bisa menjadi yang tercepat,” ujar Han.
Han juga mengungkapkan KB Star nantinya akan memiliki fitur manajemen aset dan berintegrasi dengan semua ekosistem yang dimiliki oleh KB Bank, mulai KB Sekuritas hingga KB Insurance. “Jadi nanti nasabah secara personal bisa mengetahui sendiri asetnya berapa dan bagaiamana mengaturnya, sesuai gejolak perekonomian,” terang dia.
Baca Juga: KB Bank Menuju Rapor Biru Berkat Transformasi Bisnis oleh Pemegang Saham Baru
KB Bank juga tengah menyiapkan terobosan baru dalam hal digital banking, yang disebut new digital banking. Tom berujar, new digital banking ini akan diumumkan Juni mendatang. “Kebutuhan nasabah pasti berubah, sehingga dibutuhkan suatu model bisnis atau produk yang lebih komprehensif," kata Tom.
Selain meningkatkan layanan pada nasabah, transformasi digital KB Bank ini juga berdampak positif bagi kinerja KB Bank. Emiten yang sahamnya diperdagangkan dengan kode BBKP ini sukses melakukan efisiensi.
Efisiensi ini dilakukan antara lain dengan penutupan kantor cabang. Di 2022, KB Bank menutup sebanyak 80 kantor cabang dan kantor cabang pembantu. Penutupan berlanjut di 2023. Tercatat setidaknya sebanyak 89 kantor telah ditutup sampai September 2023.
KB Bank juga bisa mengurangi mesin ATM. Mesin ATM tercatat telah berkurang dari 359 unit pada Desember 2022 menjadi hanya 10 unit ATM per September 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News