kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini faktor pendorong laba bersih BSI (BRIS) melesat di semester I 2021


Jumat, 30 Juli 2021 / 11:13 WIB
Ini faktor pendorong laba bersih BSI (BRIS) melesat di semester I 2021
ILUSTRASI. Ini faktor pendorong laba bersih BSI (BRIS) melesat di semester I 2021


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA.  PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) berhasil menorehkan kinerja impresif sepanjang semester I 2021 dengan membukukan laba bersih sebesar Rp 1,48 triliun, naik 34,29% secara year on year (yoy). 

Profitabilitas masih tumbuh cukup baik di tengah tekanan pandemi karena perseroan sudah beradaptasi dengan menerapkan strategi efisiensi dan mengoptimalkan digitalisasi layanan.

Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan kenaikan laba pada semester I tahun ini dipicu oleh pertumbuhan pembiayaan dan dana pihak ketiga (DPK) yang berkualitas, sehingga biaya dana dapat ditekan. Hal itu mendorong kenaikan pendapatan margin dan bagi hasil yang tumbuh sekitar 12,71% secara year on year

“Untuk meningkatkan kinerja, pada tahun ini BSI fokus untuk menjaga kualitas pembiayaan dan memanage coverage ratio dengan tetap mendorong pertumbuhan bisnis yang sehat dan akselerasi kapasitas digital dan operasional,” kata Hery. 

Baca Juga: Bank Syariah Indonesia (BRIS) meraup laba bersih Rp 1,48 triliun di semester I 2021

Dengan pertumbuhan laba yang signifikan, BSI dapat meningkatkan rasio profitabilitas. Hal itu ditandai dengan meningkatnya ROE (Return on Equity) dari 11,69% per Juni 2020 menjadi 13,84% per Juni 2021. 

Adapun untuk menjaga pertumbuhan ke depan, Hery mengatakan BSI akan terus meningkatkan kapabilitas digital. Pasalnya volume transaksi kanal digital BSI tumbuh signifikan sepanjang triwulan kedua 2021. 

Direktur Finance & Strategy BSI Ade Cahyo Nugroho mengatakan, pihaknya telah banyak belajar dari satu setengah tahun situasi pandemi sehingga pada semester I mampu menorehkan pertumbuhan menggembirakan.

Dari hasil pembelajaran itu, perseroan memilih melakukan strategi efisiensi dari semua pos-pos. Alhasil, BSI mencatatkan penurunan BOPO dari 83,9% pada Juni 2020 menjadi 79.8% per Juni 2021. "BOPO ini merupakan gambaran tingkat efisiensi bank mengelola dana," jelas Cahyo. 

Kemudian, BSI juga bisa menjalankan bisnis di tengah pandemi tanpa harus bertemu dengan nasabah. Hal ini didukung dengan transformasi digital yang dilakukan perseroan. 

Baca Juga: Simak kinerja cemerlang BSI (BRIS) pada semester I-2021

Faktor lain juga yang mendukung profitabilitas ini adalah pencadangan. Tahun lalu, BSI sudah melakukan pencadangan sangat besar sehingga pada paruh pertama tahun ini tekanan untuk melakukan pencadangan tidak lagi sebesar tahun sebelumnya. 

Sementara pembiayaan BSI tumbuh 11,73% menjadi Rp161,5 triliun.  Porsi terbesar disumbangkan segmen konsumer yang mencapai Rp75 triliun atau setara 46,5% dari total pembiayaan.

Adapun segmen korporasi sebesar Rp36,7 triliun atau sekitar 22,8%. Kemudian segmen UMKM yang mencapai Rp36,8 triliun setara 22,9% dan sisanya segmen komersial Rp10 triliun atau sekitar 6,2%. 

Pada paruh pertama tahun ini, BSI pun tetap mampu menjaga kualitas pembiayaan yang positif. Terbukti dengan tren penurunan non performing financing (NPF) gross dari 3,23% pada semester I 2020 menjadi 3,11% pada enam bulan pertama tahun ini. 

Baca Juga: Laba Bank Mega (MEGA) naik 32% pada semester I, ini faktor pendorongnya

Untuk meningkatkan prinsip kehati-hatian, BSI juga telah mencadangkan cash coverage sebesar 144,07% sampai semester I 2021. Sedangkan dari sisi liabilitas, penghimpunan DPK BSI sampai semester I 2021 mencapai Rp216,36 triliun, naik 16,03% dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020 yang sebesar Rp186,49 triliun. 

Pertumbuhan tersebut didominasi oleh peningkatan dana murah melalui layanan jasa keuangan giro dan tabungan yang sebesar 54,81% dari total DPK. Hal itu menurunkan biaya dana atau cost of fund dari 2,78% pada semester I 2020 menjadi 2,14% pada paruh pertama tahun ini. 

Dengan kinerja tersebut BSI berhasil mencatatkan total aset sebesar Rp247,3 triliun hingga Juni 2021. Torehan itu naik sekitar 15,16% secara yoy. Pada periode yang sama tahun lalu total aset BSI mencapai Rp214,7 triliun. 

Selanjutnya: Laba Bank Mega tumbuh 32% jadi Rp 1,56 triliun pada semester I

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×