Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
BNI telah mengalokasikan pencadangan khusus untuk kredit restrukturisasi Covid-19 sebesar 11%. Itu meningkat dari 5% pada Desember 2020. "Menurut kami cukup untuk memitigasi potensi risiko ke depan," ujar David.
Senada, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) juga mencatat rasio kegagalan dari debitur restrukturisasi Covid-19 cukup kecil. Hingga November 2021, jumlah kredit yang direstrukturisasi Covid-19 pada bank ini mencapai 43 triliun atau turun 25% jika dibandingkan akhir tahun 2020.
"Untuk kredit restrukturisasi Covid-19 yang bergeser menjadi NPL sampai November 2021 masih cukup rendah karena profil debitur yang masuk kategori high risk relatif kecil hanya 3.8%. Sisanya masuk kategori low risk," kata Direktur Wholesale Risk and Asset Management BTN Elisabeth Novie Riswanti.
Novie mengatakan, pihaknya secara berkesinambungan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap debitur-debitur yang dilakukan restrukturisasi Covid-19. Perseroan juga sudah melakukan pencadangan terhadap debitur yang direstrukturisasi sesuai dengan profil risikonya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News