Reporter: Nina Dwiantika |
JAKARTA. Wilayah DKI Jakarta tercatat paling besar menyumbang angka kredit macet atau non performing loan (NPL). Mengutip data Bank Indonesia (BI) per November 2010 kredit macet sektor perindustrian memiliki porsi paling besar yaitu Rp 6,6 triliun. Disusul oleh sektor perdagangan, restoran dan hotel sebesar Rp 4,2 triliun.
Posisi kedua ditempati oleh kawasan Jawa Timur dengan nominal kredit macet Rp 1,8 triliun untuk sektor perdagangan, restoran dan hotel. Adapun untuk sektor industri relatif lebih kecil Rp 1,5 triliun.
Di urutan ketiga ada wilayah Jawa Barat, dengan kredit macet untuk sektor perdagangan, restoran dan hotel mencapai Rp 1,6 triliun dan industri Rp 1 triliun.
"Namun, ada beberapa wilayah indonesia yang NPLnya di bawah Rp 100 miliar," kata Difi Ahmad Johansyah, dari data BI, Senin (17/1).
Wilayah tersebut di antaranya Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Gorontalo, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, Maluku Utara dan Irian Jaya Barat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News