Reporter: Umi Kulsum | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja asuransi umum di awal tahun mulai bergairah. Ini terlihat dari jumlah premi yang dikumpulkan oleh pelaku asuransi kerugian mampu tumbuh 19,38% secara year on year (yoy)
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan, di bulan Januari 2018, premi bruto asuransi umum mencapai Rp 5,79 triliun. Jumlah ini mampu menanjak 19,38% jika dibandingkan dengan perolehan Januari 2017 lalu yang sebesar Rp 4,85 triliun.
Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dadang Sukresna mengatakan, peningkatan yang cukup tinggi ini bisa disebabkan oleh adanya penutupan-penutupan premi yang bergeser dari akhir tahun 2017 dan masuk pada bulan Januari 2018. Sehingga, premi yang didapatkan jauh lebih tinggi ketimbang di akhir tahun lalu.
Data AAUI mencatat, sepanjang 2017 premi industri hanya tumbuh 2,7% menjadi Rp 63,18 triliun. Sementara di tahun 2016 premi yang dikantongi perusahaan asuransi umum mencapai Rp 61,51 triliun.
Realisasi pertumbuhan premi tersebut terendah selama lima tahun terakhir, di mana pada tahun sebelumnya masih bisa mencatatkan kenaikan 5,1%.
"Harapan kami semoga peningkatan ini bertahan terus sepanjang tahun ini," kata Dadang kepada Kontan.co.id, Kamis (8/3).
Adapun dia bilang, pola pendapatan premi di awal tahun memang biasanya selalu meninggi kemudian di kuartal dua dan tiga mengalami penurunan. Selanjutnya diikuti penutupan di akhir tahun seperti kuartal empat kembali meningkat lagi.
Adapun target pertumbuhan tahun ini, Dadang menaksir naiknya di level konservatif yakni 5% dengan melihat kondisi makro ekonomi dalam negeri. Kata Dadang, tahun ini kantong premi masih akan banyak didapatkan dari segmen bisnis asuransi kendaraan dan properti yang saban tahun kontribusinya juga terbilang besar.
"Tapi untuk asuransi kesehatan masih jadi tantangan di tahun ini," ujarnya.
Maklum saja, Dadang melihat prospek bisnis ini memang tergolong potensial namun ketatnya persaingan masih jadi tantangan. Dengan demikian, pelaku perlu meramu segmentasi yang berbeda dalam menceruk nasabah yang tidak besar pesaingnya.
Kenaikan juga terjadi pada kinerja PT Asuransi Central Asia (ACA). Branch Operational Director ACA Debie Wijaya mengatakan, selama satu bulan perusahaan berhasil mengumpulkan premi Rp 280 miliar, naik 5% jika dibandingkan dengan capaian Januari 2017.
Pencapaian ini terdorong oleh produk asuransi properti yang mulai bergairah di awal tahun. Di mana kontribusi besar masih didapatkan dari segmen korporasi sebesar 70% dan sisanya berasal dari segmen ritel.
"Untuk pola pendapatan premi kami akan terbilang besar di akhir tahun nanti karena kebanyakan segmen korporasi ingin menutup polis yang jatuh tempo pada 31 Desember," kata Debie kepada Kontan.co.id, belum lama ini.
ACA masih akan memaksimalkan dua bisnis yang berkontribusi besar yakni properti dan kendaraan bermotor dengan memaksimalkan penggunaan kanal digital dalam pemasaran bisnisnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News