Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri asuransi umum mencatatkan pertumbuhan premi tipis tahun lalu. Pada periode yang sama, kenaikan klaim dari sektor industri ini pun serupa yakni tumbuh namun mini. Tahun ini diperkirakan klaim asuransi umum akan stabil.
Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat, sepanjang 2017, industri asuransi umum membayar klaim senilai Rp 27,65 triliun, naik 1,9% dari 2016 sebesar Rp 27,13 triliun. Sedangkan total premi asuransi umum tercatat sebanyak Rp 63,18 triliun atau tumbuh 2,7%.
Dari sisi klaim rasio, tahun ini sebetulnya menurun. Pada 2016, rasio klaim tercatat 44,1%. Nah, dahun lalu, rasio klaim hanya 43,8%. Direktur Eksekutif AAUI Dody AS Dalimunthe menyebut, kenaikan premi membuat rasio klaim asuransi umum menyusut. "Pertumbuhan bisnis yang melambat memang normal diikuti di sisi klaim," kata dia.
Data AAUI mencatat, pembayaran klaim terbesar dari bisnis asuransi kendaraan yakni Rp 7,53 triliun atau 29% dari total klaim. Lalu, klaim asuransi properti senilai Rp 5,98 triliun atau 23% dari total klaim. Sedangkan klaim asuransi kesehatan dan asuransi kredit masing-masing Rp 3,52 triliun dan Rp 2,91 triliun.
Dody menyebut, ada beberapa faktor yang bisa mendorong pergerakan rasio klaim secara normal. Diantaranya pertumbuhan premi yang sejalan dengan pertumbuhan nasabah asuransi umum.
Dengan pertumbuhan tersebut, potensi peningkatan rasio klaim tentu terbuka. Namun di sisi lain, Dody menilai, pelaku usaha asuransi umum juga makin selektif dalam memilih bisnis. Terlebih, pertumbuhan bisnis asuransi umum di tahun ini pun dinilai masih akan dibayangi sejumlah tantangan.
"Sehingga pelaku usaha akan cenderung menghindari potensi risiko klaim yang kurang bagus," kata dia. Dus, potensi klaim di tahun ini tidak akan tumbuh.
Strategi tersebut sejatinya telah dilakukan sejak tahun lalu. Saat pertumbuhan pasar asuransi umum tidak terlalu bagus dan berdampak pada rasio klaim pada tahun lalu, maka pelaku menghindari produk asuransi dengan potensi klaim besar.
Pertumbuhan klaim terbesar pada tahun lalu terjadi pada asuransi aneka yakni naik 141,2% dari 2016. Selama tahun lalu, lini bisnis ini membayar klaim Rp 988,17 miliar.
Sementara itu, klaim lini asuransi pengangkutan naik 13,5% secara tahunan menjadi Rp 1,08 triliun. Lalu klaim dari lini asuransi kredit meningkat sebesar 11,5% menjadi Rp 2,9 triliun.
Di sisi lain, sejumlah lini bisnis lain mencatatkan pertumbuhan klaim sebesar satu digit selama 2017. Misal, klaim asuransi rangka kapal sebesar 3,4% menjadi Rp 1,3 triliun, dan asuransi energi sebanyak 3,3% menjadi Rp 1,59 triliun. Ada pula asuransi kesehatan yang klaimnya naik 2,8% menjadi Rp 3,52 triliun. Serta, klaim asuransi kendaraan yang naik 1,6% menjadi Rp 7,53 triliun.
Kata Dody, pertumbuhan tipis di sisi klaim tahun lalu karena pertumbuhan bisnis yang juga tak terlalu optimal di tahun lalu. "Di sisi lain pelaku industri juga cenderung meningkatkan seleksi risiko," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News