kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.774   -14,00   -0,09%
  • IDX 7.460   -19,91   -0,27%
  • KOMPAS100 1.153   -1,43   -0,12%
  • LQ45 914   0,41   0,05%
  • ISSI 225   -1,12   -0,49%
  • IDX30 472   0,95   0,20%
  • IDXHIDIV20 569   1,36   0,24%
  • IDX80 132   0,02   0,01%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,24   0,16%

Kasus SNP Finance tidak akan surutkan minat emisi MTN


Minggu, 20 Mei 2018 / 17:31 WIB
Kasus SNP Finance tidak akan surutkan minat emisi MTN
ILUSTRASI. SNP Finance


Reporter: Umi Kulsum | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kasus gagal bayar medium term notes (MTN) yang diterbitkan PT Sunprima Nusantara Pembiayaan atau SNP Finance dinilai tidak akan berpengaruh besar bagi industri pembiayaan. Hal ini tidak akan menyurutkan pemain multifinance menerbitkan MTN maupun minat investor untuk berinvestasi di MTN.

Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management Indonesia Anil Kumar mengatakan, kepercayaan akan tetap ada. Investor tentunya sudah memilah dengan jeli terhadap instrumen yang akan diinvestasikan. Sehingga kejadian ini mungkin akan menjadi pembelajaran saja dan tidak menjadi acuan untuk investor menahan membeli MTN.

"Perusahaan multifinance yang memiliki fundamental baik masih sangat banyak, sehingga dampak kasus ini tidak berpengaruh besar," kata Anil kepada Kontan.co.id, Minggu, (20/5).

Seperti diketahui, sampai saat ini sumber masalah ketidakmampuan SNP Finance dalam membayar MTN  belum diketahui secara jelas. Bisa jadi, ada kesalahan manajemen perusahaan atas ketidakmampuan SNP Finance dalam membayar MTN.

Dengan demikian, belum bisa dipastikan siapa yang menjadi akar masalah.  "Sehingga Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) sebagai lembaga pemeringkat surat utang juga tidak bisa langsung disalahkan, harus ditelaah dahulu dan ada bukti otentiknya," papar Anil.

Anil menyarankan investor sebaiknya jangan sepenuhnya mempercayakan suatu instrumen investasi berdasarkan tingkat rating. Menurutnya, semua harus dilihat secara dalam. Pefindo hanya memberikan opini atas instrumen tersebut, semua keputusan tetap berada di tangan investor.

"Dalam berinvestasi, pembelajaran dari kasus ini kita tidak bisa berpatokan penuh dengan Pefindo. Harus kenali dan pahami dulu seperti apa risiko yang bakal diterima," ujarnya.

Terkait kasus gagal bayar MTN ini, Anil juga melihat tidak akan membuat permintaan kupon yang tinggi di pasar atas penerbitan MTN. Semua kembali lagi dari tingkat fundamental perusahaan.

"Sangat bergantung, karena setiap pemain multifinance ini unik berbeda-beda dari sisi bisnis maupun strateginya. Jadi tidak bisa dipukul rata besaran kuponnya," imbuh Anil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×