kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.606.000   15.000   0,94%
  • USD/IDR 16.329   11,00   0,07%
  • IDX 7.250   68,24   0,95%
  • KOMPAS100 1.071   12,84   1,21%
  • LQ45 845   10,25   1,23%
  • ISSI 216   2,61   1,22%
  • IDX30 435   4,67   1,09%
  • IDXHIDIV20 520   7,06   1,38%
  • IDX80 122   1,52   1,25%
  • IDXV30 124   0,62   0,50%
  • IDXQ30 143   1,99   1,41%

Kata Pengamat Soal Sejumlah Dana Pensiun Terjebak di Saham Gocap


Rabu, 22 Januari 2025 / 09:14 WIB
Kata Pengamat Soal Sejumlah Dana Pensiun Terjebak di Saham Gocap
ILUSTRASI. Petugas memperlihatkan uang pecahan Rp75.000 di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (23/6/2022). Terdapat sejumlah perusahaan Dana Pensiun (Dapen) yang terjebak di saham gocap seperti Dana Pensiun Pertamina.


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terdapat sejumlah perusahaan Dana Pensiun (Dapen) yang terjebak di saham gocap atau saham yang mempunyai harga paling rendah dari yang ditentukan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni Rp 50 per lembar.

Misalnya, ada Dapen Pertamina yang memegang sebesar 8,05% dari saham PT Sugih Energy Tbk (SUGI), lalu Dapen Bukti Asat atau DPBA memegang 9,37% saham PT Ratu Prabu Energi Tbk (ARTI), dan Dapen Panin Bank yang mempunyai 6,67% saham Multi Agro Gemilang Plantation Tbk (MAGP). Adapun ketiga perseroan tersebut, sahamnya hanya mencapai Rp 50 per lembar. 

Menanggapi hal ini, Pengamat Industri Dana Pensiun (Dapen), Suheri mengatakan Dapen yang terjebak di saham gocap karena kemungkinan besar pada awalnya saham yang mereka beli itu nilainya cukup besar namun harganya anjlok menjadi Rp 50 per lembar. 

Baca Juga: Gara-gara Elon Musk, Dana Pensiun Terbesar di Eropa Jual Seluruh Saham Tesla

“Sebenarnya mereka itu terjebak di saham gocap karena mereka masuknya dulu mungkin pada saat itu, harga sahamnya besar, atau harganya sedang bagus, dan prospeknya baik, tapi kemudian jadi nggak bagus kondisi sahamnya. Sedangkan kalau dijual ada kekhawatiran cut loss,” kata Suheri kepada Kontan.co.id, Selasa (21/1). 

Suheri menerangkan, Dapen yang terjebak di saham gocap tersebut belum bisa menjual sahamnya karena belum menemukan waktu yang tepat dan khawatir mengalami kerugian lebih besar lagi. 

Kendati begitu, ia mengatakan bahwa hal tersebut tentu berdampak pada kinerja investasi mereka. Pasalnya, saham gocap harganya sulit untuk naik sehingga tidak memberikan dividen atau keuntungan apapun. Terlebih, tidak ada yang tertarik untul membeli saham tersebut. 

Baca Juga: Dana Kelolaan Program Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan Capai Rp 189,2 Triliun

“Jadi memang serba salah, tentunya hal tersebut berdampak pada kinerja investasi mereka. Tapi, secara industri investasi Dapen masih akan positif di tahun 2025,” ungkapnya.

Lebih jauh lagi, Suheri menuturkan bahwa penempatan investasi Dana Pensiun di tahun 2025, lebih baik ditempatkan ke Obligasi Korporasi atau Surat Berharga Negara (SBN). Menurut dia, dua instrumen investasi ini cukup likuid dan memberikan return sekitar 5%-7%. 

Sedangkan, dia menilai, untuk penempatan investasi ke saham masih kurang likuid atau menguntungkan, kecuali saham yang masuk Blue Chip, dan harus selektif dengan fundamental emiten yang baik. 

Baca Juga: BPJS Ketenagakerjaan Catat Hasil Investasi Rp 46,8 Triliun per November 2024

“Jadi untuk ke saham seharusnya tidak terlalu banyak penemapatannya, sekitar 10%-15% saja dari total investasi,” tandasnya. 

Selanjutnya: Sebulan Harga Emas Antam Naik 4,76%, Hari Ini Meroket (22 Januari 2024)

Menarik Dibaca: Harga Emas Antam Melesat Rp 15.000 Hari Ini 22 Januari 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×