kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.705.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.290   30,00   0,18%
  • IDX 6.750   -53,40   -0,78%
  • KOMPAS100 997   -8,64   -0,86%
  • LQ45 770   -6,78   -0,87%
  • ISSI 211   -0,72   -0,34%
  • IDX30 399   -2,48   -0,62%
  • IDXHIDIV20 482   -1,69   -0,35%
  • IDX80 113   -1,02   -0,90%
  • IDXV30 119   -0,06   -0,05%
  • IDXQ30 131   -0,75   -0,57%

Kenaikan UMP jadi bom waktu bagi Adira Finance


Jumat, 30 November 2012 / 11:38 WIB
Kenaikan UMP jadi bom waktu bagi Adira Finance
ILUSTRASI. Inez Perfect Glow Matte Lipstick Dark Bronze


Reporter: Mona Tobing |

YOGYAKARTA. Kenaikan upah minimum provinsi (UMP) yang telah diketuk oleh Pemerintah DKI Jakarta, ternyata dianggap menjadi bom waktu bagi perusahaan multifinance. Kenaikan UMR tersebut akan membengkakkan beban operasional perusahaan.

I Dewa Made Susila, Direktur Keuangan Adira Finance mengeluh, sebagai industri padat karya kenaikan upah karyawan sebesar 40% itu terlalu memberatkan. Padahal, menurutnya, bisnis pembiayaan tengah masuk tren melambat akibat Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No 43/PMK.010/2012 soal kenaikan uang muka.

"Biaya tenaga kerja di Adira terhadap beban operasional bisa mencapai 70%. Kami memiliki 29.000 pekerja,” jelas Dewa Jumat (30/11) dalam acara Indonesia Outlook 2013 oleh PT Bank Danamon.

Makin beratnya biaya yang harus dikeluarkan belum tentu sebanding dengan pendapatan yang diraup Adira.

Dalam laporan keuangan pada triwulan III tahun ini, beban operasional Adira melonjak hingga 54% dari Rp 2,23 triliun menjadi Rp 3,43 triliun. Beban anak usaha Bank Danamon itu menggelembung karena rasio pencadangan kerugian menjulang hingga 124% dari Rp 277 miliar menjadi Rp 509 miliar.

Sedangkan di sisi beban dari gaji dan tunjangan naik 21% dari Rp 958,4 miliar menjadi Rp 1,163 triliun di September 2012.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×