kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.907.000   -4.000   -0,21%
  • USD/IDR 16.244   26,00   0,16%
  • IDX 6.890   12,40   0,18%
  • KOMPAS100 1.005   2,63   0,26%
  • LQ45 768   2,49   0,33%
  • ISSI 227   0,17   0,07%
  • IDX30 395   1,20   0,31%
  • IDXHIDIV20 457   1,18   0,26%
  • IDX80 113   0,36   0,32%
  • IDXV30 114   0,48   0,42%
  • IDXQ30 128   0,21   0,17%

Kenaikan UMP jadi bom waktu bagi Adira Finance


Jumat, 30 November 2012 / 11:38 WIB
Kenaikan UMP jadi bom waktu bagi Adira Finance
ILUSTRASI. Inez Perfect Glow Matte Lipstick Dark Bronze


Reporter: Mona Tobing |

YOGYAKARTA. Kenaikan upah minimum provinsi (UMP) yang telah diketuk oleh Pemerintah DKI Jakarta, ternyata dianggap menjadi bom waktu bagi perusahaan multifinance. Kenaikan UMR tersebut akan membengkakkan beban operasional perusahaan.

I Dewa Made Susila, Direktur Keuangan Adira Finance mengeluh, sebagai industri padat karya kenaikan upah karyawan sebesar 40% itu terlalu memberatkan. Padahal, menurutnya, bisnis pembiayaan tengah masuk tren melambat akibat Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No 43/PMK.010/2012 soal kenaikan uang muka.

"Biaya tenaga kerja di Adira terhadap beban operasional bisa mencapai 70%. Kami memiliki 29.000 pekerja,” jelas Dewa Jumat (30/11) dalam acara Indonesia Outlook 2013 oleh PT Bank Danamon.

Makin beratnya biaya yang harus dikeluarkan belum tentu sebanding dengan pendapatan yang diraup Adira.

Dalam laporan keuangan pada triwulan III tahun ini, beban operasional Adira melonjak hingga 54% dari Rp 2,23 triliun menjadi Rp 3,43 triliun. Beban anak usaha Bank Danamon itu menggelembung karena rasio pencadangan kerugian menjulang hingga 124% dari Rp 277 miliar menjadi Rp 509 miliar.

Sedangkan di sisi beban dari gaji dan tunjangan naik 21% dari Rp 958,4 miliar menjadi Rp 1,163 triliun di September 2012.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×