kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.774.000   15.000   0,85%
  • USD/IDR 16.505   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.258   -123,50   -1,94%
  • KOMPAS100 886   -22,04   -2,43%
  • LQ45 692   -18,18   -2,56%
  • ISSI 198   -4,07   -2,02%
  • IDX30 362   -8,54   -2,31%
  • IDXHIDIV20 438   -7,77   -1,74%
  • IDX80 100   -2,74   -2,66%
  • IDXV30 107   -0,87   -0,81%
  • IDXQ30 119   -2,62   -2,16%

Klaim Asuransi Jiwa Masih Naik 16,4% pada 2024, Begini Kondisi di Industri


Jumat, 21 Maret 2025 / 20:46 WIB
Klaim Asuransi Jiwa Masih Naik 16,4% pada 2024, Begini Kondisi di Industri
ILUSTRASI. AAJI menyebut sepanjang tahun 2024, klaim kesehatan asuransi jiwa meningkat 16,4% secara tahunan menjadi Rp 24,18 triliun. ANTARA FOTO/Muhammad Ramdan/nym.


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menyebut sepanjang tahun 2024, klaim kesehatan asuransi jiwa meningkat 16,4% secara tahunan atau year on year (YoY) menjadi Rp 24,18 triliun. 

Meski masih mengalami kenaikan, tren pertumbuhan klaim kesehatan pada 2024 lebih terkendali dibandingkan tahun sebelumnya, di mana pada 2023 kenaikannya mencapai 24,6%.

Menanggapi hal ini, Head of Customer and Marketing MSIG Life, Lukman Auliadi mengatakan bahwa kondisi klaim kesehatan di MSIG Life masih tercatat baik. 

Baca Juga: AAJI: Penurunan IHSG Jadi Sinyal Penguatan Mitigasi Risiko di Industri Asuransi Jiwa

Adapun MSIG Life telah membayarkan klaim kesehatan hingga Rp 117 miliar hingga Februari 2025. 

Sementara itu, Lukman menyebutkan total pendapatan premi asuransi kesehatan MSIG Life meningkat sekitar 43,8% hingga Februari 2025, dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa MSIG Life melakukan sejumlah strategi agar kinerja klaim kesehatan masih tumbuh hingga tahun ini, antaran lain yaitu dengan mewujudkan komitmen untuk menjaga ketahanan finansial nasabah agar mereka bisa membayarkan kewajiban sesuai ketentuan yang tertera pada polis. 

Strategi lainnya, Lukman bilang, MSIG Life terus berinovasi dan berkolaborasi untuk menghadirkan produk dan layanan yang dapat memberikan ketenangan finansial bagi masyarakat di berbagai tahap kehidupannya.

Selain itu, Lukman menuturkan bahwa MSIG Life juga mendukung upaya bersama pemerintah dan industri dalam penguatan asuransi kesehatan melalui kolaborasi, serta pertukaran dan pemanfaatan data di industri, sehingga industri menjadi lebih sehat dan harga premi bisa lebih terjangkau serta lebih adil.

Di sisi lain, Lukman menilai penyebab klaim kesehatan asuransi jiwa terus meningkat karena tumbuhnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya asuransi kesehatan, sehingga mendorong lebih banyak nasabah untuk memanfaatkan manfaat perlindungan yang tersedia. 

“Kemudian juga adanya kenaikan biaya perawatan kesehatan atau inflasi medis yang merupakan tren global di sektor layanan kesehatan. Terlebih, adanya inovasi medis yang turut meningkatkan kebutuhan layanan kesehatan dan klaim asuransi,” kata Lukman kepada Kontan, Jumat (21/3). 

Baca Juga: Prudential Optimis Pendapatan Premi Segmen Individu Masih Berpeluang Tumbuh Tahun Ini

Kendati begitu, MSIG Life tetap optimis terhadap prospek bisnis asuransi kesehatan di tahun ini. Perusahaan melihat bahwa kesadaran masyarakat terhadap pentingnya perlindungan kesehatan terus meningkat.

“Di tengah tren kenaikan biaya kesehatan, kami terus memperkuat edukasi kepada nasabah agar manfaat asuransi digunakan secara bijak dan sesuai dengan kebutuhan medis. Langkah ini tidak hanya mendukung keberlangsungan perlindungan jangka panjang bagi nasabah, tetapi juga menciptakan ekosistem yang lebih sehat dan berkeadilan bagi seluruh pemangku kepentingan,” ungkapnya. 

Selaras dengan hal ini, Presiden Direktur & CEO BCA Life, Eva Agrayani mengatakan bahwa kinerja asuransi kesehatan BCA Life hingga saat ini masih terjaga. Pasalnya, BCA Life senantiasa menyesuaikan strategi pemasaran produk dengan kondisi pasar dan kebutuhan perlindungan nasabah. 

“Setiap produk yang kami kembangkan juga sudah melalui penghitungan risiko yang bisa muncul. Tetapi memang melihat kondisi tingginya biaya rumah sakit saat ini, kami lebih selektif dalam memilih nasabah dengan memperhatikan profil risiko dan penyesuaian agar setiap produk yang dipasarkan tetap memberikan manfaat maksimal dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat,“ jelas Eva kepada Kontan, Jumat (21/3). 

Lebih jauh lagi, ia menuturkan bahwa memasuki tahun 2025, BCA Life justru semakin optimis dan berkomitmen untuk memperluas jangkauan perlindungan, termasuk di produk asuransi kesehatan. 

Eva melihat kebutuhan terhadap proteksi kesehatan semakin meningkat seiring semakin tingginya biaya rumah sakit sehingga diperlukan safety net untuk keuangan keluarga. 

“Sementara dari sisi internal, kami akan lebih selektif dalam kegiatan pemasaran produk ini. Dan akan terus meliterasi masyarakat  pentingnya menjaga kesehatan dan pola hidup yang lebih sehat,” imbuhnya. 

Baca Juga: AAJI Beberkan Tantangan yang Dihadapi Asuransi Jiwa Terkait Kanal Bancassurance

Sementara itu, dalam menjaga kualitas layanan dan keberlanjutan bisnis, Eva menuturkan bahwa BCA Life menerapkan prinsip kehati-hatian dalam proses underwriting dan terus memantau tren klaim secara berkala. 

Tak hanya itu, BCA Life juga aktif pada strategi preventif seperti mengedukasi nasabah mengenai pentingnya menjaga pola hidup sehat sebagai bagian dari perlindungan diri, menggencarkan kampanye hidup sehat melalui sosial media dan event-event perusahaan, rutin bekerja sama dengan mitra provider kesehatan untuk mengadakan cek kesehatan gratis, serta memastikan kemitraan dengan penyedia layanan kesehatan yang terpercaya guna mendukung proses klaim yang transparan dan profesional.

Eva menyebutkan pada tahun 2024, pendapatan premi BCA Life mencapai sebesar Rp 1,5 triliun. Angka ini mengalami penurunan sebesar 6,76% secara yoy.

Meski begitu, Eva bilang, klaim dan manfaat yang dibayarkan mengalami penurunan sebesar 19,44% pada tahun 2024. Menurut dia, hal ini merupakan salah satu dampak positif dari penerapan manajemen risiko yang lebih efektif dan strategi underwriting yang lebih selektif.

Selanjutnya: Investasikan US$ 6,4 Miliar, Philip Morris Fokus Kembangkan Tembakau Bebas Asap

Menarik Dibaca: Denpasar Diguyur Hujan Hampir Seharian, Simak Cuaca Besok di Bali

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×