Reporter: Anisah Novitarani | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Industri asuransi syariah sampai Januari 2017 telah memberikan kontribusi bruto sebesar Rp 1,052 triliun. Merujuk data Data Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI), perolehan bruto tersebut naik 15,8% secara year on year (yoy).
Kontribusi terbesar masih berasal dari asuransi jiwa syariah sebesar Rp 813 miliar dan disusul asuransi umum syariah sebesar 216 miliar.
Direktur Eksekutif AASI Erwin Noekman mengatakan, secara konsisten terjadi kenaikan di asuransi umum syariah dan di asuransi jiwa syariah. "Kedua lini ini memang sangat bergantung kepada lembaga keuangan syariah, yang utamanya perbankan syariah dan pembiayaan syariah," kata Erwin kepada KONTAN, Jumat (31/3).
Faktor yang membuat kontribusi bruto asuransi syariah di awal tahun naik salah satunya yaitu masih terdapat penyaluran pembiayaan yang menggunakan skema syariah, sehingga berimbas ke industri perasuransian syariah.
Meskipun kontribusi bruto naik, namun reasuransi syariah menunjukkan hasil yang negatif. Pada Januari 2017 jumlah kontribusi bruto reasuransi syariah sebesar Rp 22 miliar. Angka tersebut turun 56,8% dibandingkan pencapaian di periode yang sama tahun sebelumnya.
Erwin mengatakan, pihaknya juga sedang memastikan validitasnya. "Angka ini bisa jadi perbedaan pencatatan di tahun lalu dan tahun ini. Padahal idealnya adalah, ketika asuransi syariah tumbuh, maka reasuransi syariah juga turut menikmati pertumbuhan," kata Erwin.
Menurut Erwin, rencana bisnis yang diajukan perusahaan perasuransian syariah sampai akhir 2017 diprediksi akan tumbuh di kisaran 16%. "Kita berharap kenaikan ini lebih besar lagi, mengingat target yang dipasang masih dalam kisaran moderat cenderung konservatif dengan tahun lalu," katanya.
Kemudian faktor lain yang akan meningkatkan pertumbuhan perusahaan perasuransian syariah yang lainnya, adanya perusahaan dan unit syariah baru dan implementasi fatwa DSN-MUI tentang wakaf. Erwin juga berharap ada fatwa-fatwa lain yang mendorong produk-produk baru. Selain itu masih ada faktor kerja sama antar perusahaan asuransi syariah yang akan mendorong bisnis perasuransian syariah melaju di tahun ini.
Untuk beban klaim asuransi syariah, Erwin menuturkan, beban klaim naik 41% menjadi Rp 384 miliar. "Kenaikan beban klaim biasanya terjadi karena pencairan, klaim di tahun 2016 dibayar pada Januari 2017," kata Erwin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News