Reporter: Annisa Aninditya Wibawa |
JAKARTA. Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) mencatat pertumbuhan kredit sebesar 24,1% pada semester I 2013. Pada posisi Juni 2012, kredit yang BNI gelontorkan mencapai Rp 179,44 triliun. Angka tersebut kemudian meningkat jadi Rp 222,65 triliun di Juni 2013.
"Peningkatan kredit ini didominasi rupiah. BNI mengutamakan kucuran kredit dalam negeri. Maka fungsi intermediasi makin baik. Kredit mulai menampakkan hasil," ucap Direktur Utama BNI, Gatot M. Suwondo, pada paparan kinerja, Kamis, (25/7).
Kredit korporasi tumbuh 52,4% dari Rp 62,1 triliun menjadi Rp 94,7 triliun. Lalu kredit kecil mengalami kenaikan 12,1% dari Rp 33,2 triliun ke posisi Rp 37,32 triliun. Sedangkan, kredit medium tercatat menurun 16,1% dari Rp 32 triliun jadi Rp 26,8 triliun.
Gatot menyebut bahwa penurunan kredit medium tersebut karena ada nasabah yang naik kelas ke korporasi. "Ada 116 ribu nasabah yang naik kelas dengan total kredit Rp 10,3 triliun," ujarnya.
Selanjutnya, kredit internasional merosot 26,8% dari Rp 7,16 triliun menjadi Rp 5,24 triliun. Kemudian, kredit konsumer bertumbuh 28,6% dari Rp 35,7 triliun menjadi Rp 45,9 triliun. Kredit retail malah menurun 6,6% dari Rp 3,1 triliun ke posisi Rp 2,9 triliun. Penurunan kredit retail ini karena adanya pembersihan di kredit wirausaha.
Gatot bilang bahwa hingga akhir tahun, pihaknya yakin kredit dapat bertumbuh 19-23%. Dari awal tahun, BNI memproyeksikan kreditnya tumbuh di posisi tersebut. Maka dari itu, BNI tak melakukan revisi Rencana Bisnis Bank (RBB).
BNI pun berhasil menjaga rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL). NPL gross tercatat menurun dari 3,4% menjadi 2,6%. Gatot menyatakan bahwa pihaknya menjaga pencadangan di atas 120%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News