kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Kredit ekspor BPD tiba-tiba melonjak tinggi, ada apa?


Kamis, 05 September 2019 / 20:04 WIB
Kredit ekspor BPD tiba-tiba melonjak tinggi, ada apa?
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah Bank Jatim


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyaluran kredit bank daerah yang berorientasi ekspor tiba-tiba melonjak tinggi. Dari catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Juni 2019 saja nilainya mencapai Rp 521 miliar.

Padahal sepanjang 2019, penyaluran kredit ekspor dari BPD per bulannya paling besar mencapai Rp 5 miliar. Bahkan sejak 2015 penyaluran kredit ekspor BPD paling besar tercatat cuma Rp 25 miliar.

Baca Juga: Nasabah BRI korban skimming Rp 80 juta sudah terima penggantian uang

Beberapa bank daerah juga mengaku mengalami hal ini. Direktur Keuangan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM, anggota indeks Kompas100) Ferdian Satyanugraha menyatakan tahun ini perseroan memang mulai menyalurkan kredit ekspor ke nasabahnya. Sayangnya ia tak menjelaskan alasannya.

“Per Juli 2019 kredit ekspor kami sudah mencapai Rp 22 miliar, sementara tahun lalu tidak ada,” katanya kepada Kontan.co.id.

Sementara Corporate Secretary PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR, anggota indeks Kompas100) Muhammad Asadi Budiman bilang penyaluran kredit berorientasi ekspor dilakukan perseroan guna mendukung beberapa sektor ekonomi prioritas.

Baca Juga: Penuhi rasio likuiditas, tren penempatan dana bank di surat berharga bakal turun

“Kami senantiasa mendukung pembangunan ekonomi salah satunya melalui penyaluran kredit ke segmen ekonomi prioritas seperti pariwisata dan berorientasi ekspor terutama di segmen perdagangan dan manufaktur,” katanya kepada Kontan.co.id.

Sementara sepanjang semester 1-2019, Asadi bilang kredit ekspor perseroan telah mencapai Rp 519 miliar. Nilai tersebut tak sampai 5% komposisi kredit korporasi dan komersial perseroan. Sedangkan secara total hingga semester 1-2019, perseroan telah menyalurkan kredit senilai Rp 77,8 triliun.

Meski tergolong besar, Asadi bilang hingga akhir tahun perseroan tak akan menambah portofolio kredit ekspornya. Alasannya soal kondisi ekonomi global yang tak kondusif.

Baca Juga: Bank BRI telah mengganti dana nasabahnya yang kena skimming Rp 80 juta

“Sampai akhir tahun kami memproyeksikan tidak ada pertumbuhan untuk kredit berorientasi ekspor, cenderung menurun oleh run off,” sambungnya.

Hal serupa juga dikatakan oleh Direktur Pemasaran PT Bank BPD DIY Agus Trimurjanto. Hingga akhir tahun perseroan akan lebih selektif memberikan kredit ekspor mengingat ketakpastian pasar ekspor yang meningkatkan resiko kreditnya.

“Hingga Juli 2019 kurang lebih kredit berorientasi ekspor kami telah mencapai Rp 53 miliar kepada 8 debitur. Jika dibandingkan akhir Desember 2018, angka tersebut cenderung stabil,” katanya kepada Kontan.co.id.

Baca Juga: Pembiayaan multiguna oleh multifinance tumbuh 5,92% hingga bulan Juli

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×