Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) nasional masih bergelut dengan tantangan pembiayaan hingga penghujung 2025. Bahkan, tekanan pembiayaan kian terasa pada bulan kesebelas tahun ini.
Menurut catatan terbaru Bank Indonesia (BI), penyaluran kredit UMKM kembali mengalami kontraksi per November 2025, dengan outstanding kredit susut 0,64% secara tahunan (year-on-year/YoY).
Ini merupakan kontraksi kredit UMKM kedua sejak awal tahun, setelah kontraksi 0,11% pada bulan Oktober. BI mensinyalir tren negatif ini merupakan implikasi dari ketatnya persyaratan pemberian kredit (lending requirement).
“Persyaratan pemberian kredit semakin longgar, kecuali pada segmen kredit konsumsi dan UMKM akibat peningkatan risiko kredit pada kedua segmen tersebut,” ungkap Perry, Rabu (17/12/2025).
Baca Juga: Tak Hanya Bank Besar, Analis Soroti Portofolio Kredit UMKM Bank Skala Kecil
Memang, bicara kualitas kredit, rasio kredit macet (non-performing loan/NPL) kredit UMKM masih tinggi di level 4,50%. Sebagai perbandingan, NPL bruto industri dalam periode ini ada di level 2,25%.
Namun di samping masalah ketatnya penyaluran, Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan bilang pada dasarnya permintaan kredit UMKM masih cenderung rendah. Itu akibat daya beli yang juga belum kembali bugar.
Lani mengungkapkan, saat ini kredit UMKM CIMB Niaga tumbuh moderat sebesar 2,5% YoY. “Melambat jika dibanding dengan periode sebelumnya,” ungkap Lani kepada Kontan, Kamis (18/12/2025).
Namun begitu, ia mengaku kualitas kredit mengalami pemulihan menjadi 3,6%. Untuk menjaga rasio NPL dalam posisi yang aman, bank berfokus untuk meningkatkan kerja sama dan pelayanan terhadap nasabah setia dan tetap selektif menyalurkan kredit ke nasabah baru.
Senada, EVP Corporate Communication & Social Responsibility Bank Central Asia (BCA) Hera F Haryn juga mengaku terus menerapkan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit ke berbagai sektor, termasuk UMKM.
Baca Juga: Asuransi Mikro Perkuat Perlindungan UMKM Kelautan di Berbagai Daerah
Namun, BCA juga berupaya mendorong kredit UMKM melalui sejumlah penawaran. Salah satunya dengan memberikan suku bunga spesial untuk kredit UMKM berbasis lingkungan sosial dan tata kelola (LST), serta menghadirkan Kredit Multiguna Usaha (KMU) MerDeKa (Material, Developer, dan Kontraktor).
Ke depan, Hera menyebut kinerja industri perbankan bakal sejalan dengan kondisi perekonomian. “BCA berkomitmen memaksimalkan berbagai kanal penyaluran pembiayaan, digitalisasi, serta optimalisasi rantai pasok buyer atau mitra secara pruden,” pungkasnya.
Sebagai gambaran, penyaluran kredit UMKM BCA tumbuh 7,7% YoY menjadi Rp 129,3 triliun per September 2025. Secara kualitas kredit, Hera mengaku NPL segmen korporasi dan UMKM masih terkendali, sehingga NPL bank secara keseluruhan terjaga di level 2,1%.
Selanjutnya: Daftar Kode Redeem Anime Final Quest Roblox Terbaru Desember 2025 dan Cara Klaim
Menarik Dibaca: Promo Indomaret Super Hemat 18-24 Desember 2025, Kebutuhan Dapur Diskon sampai 45%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













