Reporter: Dea Chadiza Syafina, Issa Almawadi, Nina Dwiantika | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Di tengah pelambatan ekonomi, bahkan diprediksi di bawah target anggaran 2014 yang sebesar 5,3% mengundang kekhawatiran, bisa menyeret kinerja bank. Apalagi, beberapa bank swasta yang sudah merilis kinerja mencatatkan penurunan laba yang signifikan.
Namun berbeda dengan bank swasta, kinerja ciamik ditorehkan bank pemerintah. Hingga kuartal III 2014, Bank Rakyat Indonesia membukukan laba bersih Rp 18,12 triliun, tumbuh 19% dibandingkan periode sama tahun 2013. Saat itu, laba BRI tumbuh 17,25%.
Laba BRI ditopang net interest margin (NIM) yang meningkat menjadi 8,78% , dari 8,25% pada kuartal III tahun lalu. Itu pula yang membuat BRI mencetak laba tinggi, meski sejatinya kucuran kredit hanya tumbuh 12,32% menjadi Rp 464,19 triliun.
Sofyan Basyir, Direktur Utama BRI mengatakan, BRI memang menaikkan bunga kredit di beberapa segmen kredit yakni kredit korporasi dan kredit segmen menengah. "Kenaikannya bervariasi antara 50 basis poin sampai 100 basis poin," kata dia (23/10). Sampai akhir tahun, Sofyan yakin, laba BRI bisa lebih dari Rp 24 triliun, naik dari tahun lalu yang sebesar Rp 21,16 triliun.
Belum resmi merilis kinerja kuartal III, Direktur Keuangan Bank Mandiri Pahala N. Mansyuri yakin laba PT Bank Mandiri Tbk akan tumbuh dua digit. Ini sejalan dengan dengan pertumbuhan kredit Bank Mandiri yang tumbuh 14% atau mencapai Rp 451,24 triliun. Sampai akhir tahun ini, "Kredit kami bisa tumbuh 14%–16%," ujar Pahala. Tahun depan, kredit BMRI diperkirakan akan naik 15%-17%.
Berbeda dengan bank BUMN, nasib apes harus dihadapi bank swasta. PT Bank International Indonesia Tbk justru mencetak penurunan laba 52,89% menjadi Rp 372,84 miliar di kuartal III 2014.bPadahal, kredit BII tumbuh 13,7% menjadi Rp 95,84 triliun dari Rp 84,29 triliun.
Taswin Zakaria, Presiden Direktur BII mengatakan, penyebab turunnya laba BII, salah satunya karena provis bank yang meningkat. "Ini terutama terjai dari pemburukan kualitas kredit di segmen korporasi yang dimulai tahun lalu. Dampaknya harus kami terima tahun ini," kata Taswin ke KONTAN, Rabu (22/10).
Segendang sepenarian, laba Bank Danamon juga anjlok hingga 30% menjadi Rp 2,10 triliun di kuartal III 2014. Adalah pertumbuhan kredit Danamon yang hanya 7% menjadi sebab. "Lesunya perekonomian membuat permintaan kredit turun, " kata Henry Ho, Presiden Direktur Bank Danamon Henry, Kamis pekan lalu (16/10).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News