Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beban operasional yang tinggi mempengaruhi laba bersih dari bank yang masuk Kelompok Bank berdasarkan Modal Inti (KMBI) 3. Sehingga banyak bank yang mencatatkan penurunan laba bersih di semester I-2024.
Di sisi lain, rata-rata kinerja bank di KBMI 3 belum lebih baik dibandingkan kinerja bank KBMI 4 yang seluruhnya konsisten mencatatkan pertumbuhan laba bersih di semester I-2024. Meskipun secara angka pertumbuhan, laba bersih bank KBMI 3 lebih tinggi dibandingkan KBMI 4 yang tumbuh mini.
Dalam riset Kontan, dari 9 bank di KBMI 3 yang sudah rilis kinerja, hanya 4 bank yang mencatatkan pertumbuhan laba bersih.
Baca Juga: POJK tentang bank umum bakal dirilis, komposisi bank jumbo ikut bergeser
PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) menjadi yang tertinggi mencetak pertumbuhan laba bersih, yakni naik 16% secara tahunan (year on year/yoy) mencapai Rp 3,41 triliun pada semester I-2024.
Di susul oleh PT Bank Permata Tbk (BNLII) alias Permatabank yang laba bersihnya tumbuh 8,75% yoy menjadi Rp 1,53 triliun.
Sementara itu PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) masing-masing tumbuh 5,38% yoy dan 1,80% yoy. Sisanya mencatatkan penurunan laba bersih ddi semester I-2024.
OCBC NISP misalnya, pertumbuhan laba bersih yang tinggi tersebut ditopang oleh pertumbuhan kredit, pendanaan (DPK) dan penurunan beban operasional.
Penyaluran kredit OCBC NISP tumbuh sebesar 14% yoy mencapai Rp 162,5 triliun. Sumber pendanaan untuk menyokong kredit juga tumbuh 6% yoy, dengan total DPK mencapai Rp 249,8 triliun.
Baca Juga: OJK siapkan aturan pengelompokan baru, sejumlah bank bisa turun kasta
Di sisi lain, beban operasional OCBC NISP naik 4% menjadi Rp 2,36 triliun.
“Dengan kinerja yang baik di semester pertama tahun ini, OCBC terus optimis namun tetap penuh kehati-hatian untuk bertumbuh secara kesinambungan, dengan terus berinovasi untuk melayani nasabah individu dan korporasi,” kata Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja.
Sementara itu, Presiden Direktur Bank CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan, pertumbuhan laba bersih bank yang mencapai 5,38% yoy disokong oleh berbagai faktor.
“Pertumbuhan laba di kontribusi dari berbagai faktor, selain pertumbuhan balance sheet baik loan yang didominasi oleh UKM & ritel yang memberikan margin yg bagus dan juga DPK yang tumbuh positif terutama CASA yg tumbuh 7,4%,” ungkap Lani kepada Kontan.
Lebih lanjut, Lani menyebut, upaya bank mencetak laba sejalan dengan sisi efisiensi yang juga terjaga dengan cost to income ratio (CIR) yg menurun di bawah 44% per Juni 2024, disertai dengan kualitas aset yang sangat baik, hal ini terlihat dari rasio NPL di level 2,1% per Juni 2024.
Di sisi lain, penurunan laba bersih PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) disebabkan oleh membengkaknya beban operasional bank serta penebalan dana pencadangan guna mengantisipasi risiko kredit yang akhirnya berpengaruh pada perolehan laba bersih bank
Baca Juga: OJK siapkan aturan pengelompokan baru, sejumlah bank bisa turun kasta
“Tantangannya bank secara umum tahun ini ada pada DPK dan cost of fund. Serta SRBI juga challanging,dimana itu juga menyedot juga likuiditas, sehingga kredit tumbuh tinggi namun DPK tumbuhnya lambat,” ungkap Muljono Tjandara Direktur Keuangan Danamon.
Sejalan dengan tantangan yang disebut Muljono sebelumnya, sejumlah bank juga mencatatkan pembengkakan beban bunga sehingga menyebabkan pendapatan bunga bersih hingga beban operasional menurun.
Tertinggi, ada Bank Mega yang mencatatkan beban operasional membengkak sebesar 139% yoy menjadi Rp 1,19 triliun. Penyebab meningkatnya beban tersebut disebabkan oleh beban bunga yang naik hingga kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment).
Di sisi lain penyaluran kredit Bank Mega menurun 12,25% yoy menjadi Rp 4,5 triliun. Alhasil ini turut menurunkan laba bersih Bank Mega sebesar 38,36% yoy menjadi Rp 1,23 triliun.
Rekomendasi Saham Analis
Melihat kinerja bank KBMI 3 tersebut, sejumlah analis memberikan rekomendasi saham-saham yang masih menarik untuk dikoleksi.
Investment Consultant Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada mengatakan, saham-saham bank lapis dua yang menarik dikoleksi jika melihat kinerja keuangannya yang positif di semester I-2024 di antaranya saham NISP, BNLII, BNGA, dan BBTN.
“Dengan fundamental yang kuat dan pertumbuhan yang konsisten, saham NISP memiliki prospek yang positif, sementara saham BNGA memiliki valuasi yang murah dengan Price Earning Ratio (PER) dan Price Book Value (PBV) yang masih di bawah rata-rata industri, menjadikannya pilihan yang menarik,” ungkap Reza kepada Kontan.
Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham Bank Besar yang Cetak Kinerja Moncer di Kuartal III-2023
Lebih lanjut Reza menyebut untuk saham BNLII masih menarik untuk dipertimbangkan, begitu juga dengan saham BBTN yang memiliki potensi untuk tumbuh lebih lanjut dengan dukungan dari sektor perumahan yang terus berkembang.
“Secara keseluruhan, meskipun beberapa bank mengalami penurunan laba, prospek saham bank lapis dua masih menarik karena valuasi yang relatif murah dan fundamental yang kuat,” ungkap dia.
Sementara itu Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia M. Nafan Aji Gusta, mengatakan saham-saham bank lapis dua belum menunjukkan tren kenaikan (bullish).
“Saya belum merekomendasikan saham-saham bank lapis dua/KBMi 3, karena trennya belum menunjukkan bullish,” ungkap Nafan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News