Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sembari menanti kinerja hingga akhir tahun 2024, bank-bank big caps telah menerbitkan laporan bulanannya hingga November 2024. Setidaknya, itu bisa menjadi gambaran kinerja bank hingga kuartal IV-2024 nantinya.
Secara urutan, bank dengan laba terbesar ditorehkan oleh PT Bank Central Asia (BBCA), bank ini menjadi satu-satunya bank KBMI 4 yang mencatatkan kinerja paling moncer di 2024 kala biaya dana membebani industri perbankan.
Terlihat hingga sebelas bulan di 2024 ini BBCA mampu membukukan pertumbuhan laba bank only dobel digit secara tahunan di saat bank big caps lain hanya mencatatkan pertumbuhan laba single digit.
Baca Juga: Laba BRI Jadi yang Terbesar, Mayoritas KBMI 4 Tumbuh Single Digit di Agustus 2024
Laba BBCA hingga November 2024 tumbuh 14,31% year on year (yoy) mencapai Rp 50,47 triliun. Walau demikian secara Month on Month (MoM) pertumbuhan laba BBCA hanya capai 9,19% lebih rendah dari pertumbuhan laba bank big caps lain secara MoM.
Pendapatan bunga bersih yang mampu diraih oleh bank swasta terbesar di Indonesia ini mencapai Rp 70,15 triliun. Pertumbuhannya mencapai 9,29% YoY dan 10,20% secara MoM di November 2024.
Di sisi lain, kualitas kredit BCA mampu membuat bank tersebut menurunkan beban provisi yang perlu dicatatkan. BCA mencatat biaya provisi turun hingga 15,46% YoY menjadi Rp 1,72 triliun pada sebelas bulan pertama 2024.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, pendorong pertumbuhan kinerja perseroan hingga sebelas bulan di 2024 karena pihaknya banyak menyalurkan kredit untuk menunjang proyek hilirisasi untuk korporasi.
Baca Juga: Meski Laba Tumbuh Single Digit, Analis Menilai Kinerja Bank KBMI 4 Tetap Moncer
"Likuiditas kami juga masih aman. Hingga akhir tahun kami targetkan kredit bisa tumbuh 10%-12%," ucap Jahja kepada kontan.co.id, belum lama ini.
Di posisi kedua ada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) yang telah membukukan laba bank only senilai Rp 50,04 triliun dan hanya tumbuh 3,96% secara tahunan dan tumbuh 9,36% MoM.
Pendapatan bunga bersih tumbuh hanya tumbuh 1,32% YoY dan 9,64% MoM menjadi Rp 100,88 triliun dan tetap sebagai kontributor utama dari total pendapatan. Di sisi lain, pendapatan non bunga BRI justru tumbuh signifikan mencapai 136,85% YoY sementara secara MoM tumbuh 9,81% menjadi Rp 50,57 triliun.
Rahmanto Tyas Raharja, Investment Analyst Lead Stockbit dalam riset terbarunya (30/12) menilai, kinerja bank only dari Bank Rakyat Indonesia (BBRI) pada November 2024 sebagai performa yang mixed, dengan laba bersih (bank only) sebesar Rp 4,3 triliun (-8,5% YoY, +5,6% MoM).
"Hasil ini membuat laba bersih selama 11M24 tumbuh 4% YoY menjadi Rp 50 triliun, di atas estimasi pertumbuhan konsolidasi FY24 konsensus di level 2% YoY," kata Anto.
Baca Juga: Analis Memproyeksikan Kinerja Bank KBMI 4 Tetap Moncer meski Laba Tumbuh Single Digit
Anto menerangkan, kinerja ini didorong oleh, kinerja operasional yang terjaga, credit cost (CoC) yang memburuk dan pertumbuhan kredit yang melandai.
Di posisi ketiga ada PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang mencatatkan laba bank only sebesar Rp 47,17 triliun atau tumbuh sekitar 4,67% YoY dan tumbuh 9,55% MoM.
Pendapatan bunga bersih dan pendapatan non bunga yang dicatatkan oleh bank berlogo pita emas ini hanya tumbuh 5,23% YoY dan tumbuh 10,17% secara MoM. Pendapatan bunga bersih tetap mendominasi sebesar Rp 68,55 triliun dan pendapatan non bunga hanya senilai Rp 28,64 triliun.
Biaya provisi yang dicatatkan Bank Mandiri pun juga ikut mengalami kenaikan sekitar 5% YoY. Nilainya dari November 2023 senilai Rp 5,84 triliun naik menjadi Rp 7,16 triliun di periode November 2024 dan naik dari Oktober 2024 sebesar Rp 6,83 triliun.
Direktur Keuangan Bank Mandiri Sigit Prastowo menyatakan, kinerja positif ini sejalan dengan kondisi perekonomian Indonesia sepanjang 2024 yang stabil, didukung oleh inflasi yang tetap terkendali.
Baca Juga: Industri Multifinance Hanya Tumbuh Single Digit pada Kuartal III 2024, Ini Sebabnya
Dari sisi bisnis, kinerja ini juga ditopang pertumbuhan kredit yang baik secara bank only mencapai 22,7% yoy, melampaui rata-rata industri yang tumbuh sebesar 10,8% yoy.
"Pertumbuhan ini juga diiringi oleh kualitas kredit yang tetap terjaga melalui fokus pada sektor-sektor prospektif dan resilien, seperti perkebunan, F&B, telekomunikasi, dan energi," kata Sigit.
Pihaknya pun optimis dapat menjaga kinerja positif ini hingga akhir tahun 2024 dan di tahun mendatang, dimana Kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK) diproyeksikan tetap tumbuh di atas rata-rata industri.
Untuk terus mencetak kinerja yang positif, pihaknya akan melanjutkan strategi pertumbuhan melalui pendekatan Ecosystem-driven Growth, yaitu memfokuskan pertumbuhan bisnis berbasis ekosistem dengan secara efektif mengoptimalkan seluruh potensi bisnis turunan dari segmen wholesale.
"Selain itu, kami juga akan terus mengoptimalkan platform digital seperti KOPRA, Livin’, dan Livin’ Merchant untuk mendorong pertumbuhan dana murah atau CASA transaksional, sehingga dapat menjaga profitabilitas di tengah siklus penurunan suku bunga acuan," tandasnya.
Baca Juga: Tokio Marine Proyeksikan Premi Asuransi Umum Tumbuh Single Digit pada Akhir 2024
Terakhir, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) tetap menempati posisi bontot di kalangan bank KBMI 4. Laba bank only dari BNI bisa terbilang sangat jauh di antara bank KBMI 4 lainnya karena hanya mencapai Rp 19,81 triliun dan hanya naik 4,04% YoY. Walau demikian, secara MoM labanya naik lebih tinggi dari bank KBMI 4 lain yakni mencapai 9,62%.
Di sisi lain, nasib BNI juga berbeda dengan teman-temannya di bank KBMI 4 karena justru mengalami koreksi dalam hal pendapatan bunga bersih sekitar 3,83% YoY, tapi secara MoM tumbuh 10,42%. Nilainya dari Rp 37,04 triliun di November 2023 menjadi Rp 35,61 triliun di November 2024. Adapun di Oktober 2024 mencapai 32,54 triliun.
Untungnya, BNI bisa menurunkan biaya provisi yang membuat bank berlogo 46 ini tetap mencatatkan pertumbuhan laba. Biaya provisi BNI di periode Agustus 2024 terkoreksi 18,72% YoY menjadi Rp 6,41 triliun.
Baca Juga: Pendapatan dan Laba Bersih Mutuagung Lestari (MUTU) Kompak Tumbuh Double Digit
Direktur Utama Bank BNI Royke Tumilaar mengatakan, pendorong pertumbuhan kinerja perseroan hingga saat ini karena pihaknya fokus di perbaikan cost of fund dan NIM.
"Untuk DPK, kami yakni platform Wondr bisa menambah pertumbuhan CASA dari tabungan. Hingga akhir tahun kami targetkan DPK kira kira 5,5% dan Kredit 10%," imbuhnya.
Selanjutnya: China's November Net Gold Imports via Hong Kong Hit Seven-Month High
Menarik Dibaca: Katalog Promo Alfamidi Hemat Satu Pekan Periode 30 Desember 2024-5 Januari 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News