Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laba PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) di bulan ke dua di tahun 2025 melesat. Pada Februari 2025, laba bersih BBRI meningkat 42% secara tahunan menjadi Rp 4,6 triliun. Sementara jika dibanding bulan sebelumnya, laba bersih BBRI melesat 129% secara bulanan. Laba ini meningkat pesat dari bulan Januari 2025 yang berada di level terendah.
Hasil ini memang masih membuat laba bersih bank only BBRI selama dua bulan menjadi Rp 6,6 triliun, turun 18% secara tahunan. Efek dari management overlay pada Januari 2025.
Kinerja BBRI juga mulai normal karena credit cost (CoC) mulai membaik. "Net Interest Margin (NIM) menjadi aspek positif yang kami soroti," ujar Edi Chandren, Lead Investment Analyst Stockbit dalam riset, Senin (24/3).
Baca Juga: Calon Kandidat Kuat Direktur Utama BBRI Jelang Perombakan Susunan Direksi Hari Ini
Biaya kredit BBRI terus membaik dari bulan ke bulan. Pada Februari 2025, CoC bank only berada di level 3,28%, angka ini membaik dari credit cost pada Januari 2025 yang ada di 5,57%. Angka ini juga jauh lebih baik dari CoC BBRI di Februari 2024 sebesar 6,72%.
Seiring dengan tersebut beban provisi BRI juga mulai menurun ke Rp 3,3 triliun, turun 49% secara tahunan dan turun 41% secara bulanan.
Hasil ini membawa CoC selama dua bulan di Februari 2025 menjadi 4,42% lebih baik dari 2024 yang ada di 4,38%. "Angka ini masih di atas guidance konsolidasi tahun 2025 dari manajemen yang mengincar kisaran 3%–3,2%," jelas Edi.
Edi menambahkan, mulai ternormalisasinya CoC menjadi indikasi awal yang baik bahwa front loading provisions telah terlewati. "Perkembangan kualitas aset masih akan menjadi fokus kami, termasuk dalam pembahasan earnings call kuartal I tahun ini," ujar dia.
BBRI juga berhasil membukukan kenaikan NIM bank only ke level 6,39% pada Februari 2025 lebih baik dari Februari 2024 6,17% dan NIM di Januari 2025 ada di 6,15%.
Baca Juga: Sebanyak 53,19% Saham Seri B Bank BRI (BBRI) Beralih ke Biro Klasifikasi Indonesia
BRI juga berhasil mencatat Net Interest Income (NII) yang relatif baik di level Rp 9,3 triliun, atau naik 3% secara tahunan dan naik 4,7% secara bulanan.
NII yang baik ini didorong beban bunga yang turun cukup signifikan ke level Rp 3,9 triliun atau turun 8,7% secara tahunan dan turun 4,8% secara bulanan. Penyebab dari penurunan beban bunga karena turunnya time deposits sebesar -9,8% secara tahunan.
Selama dua bulan di 2025, NIM BBRI berada di level 6,25% turun dari dua bulan di 2024 sebesar 6,4%. "NIM BBRI di dua bulan di 2025 masih di bawah guidance konsolidasi di tahun 2025 dari manajemen yang mengincar kisaran 7,3%–7,7%," ujar Edi.
Pada earnings call kinerja Januari 2025, manajemen BBRI mengekspektasikan pertumbuhan kredit dan kondisi likuiditas akan mulai membaik pada kuartal II tahun 2025, sehingga dapat berdampak positif pada NIM.
Di Februari 2025, biaya operasi alias opex naik menjadi Rp 4,3 triliun atau naik 111% secara tahunan atau turun 9,6% secara bulanan. Dalam dua bulan di 2025, opex BBRI melonjak menjadi Rp 9,1 triliun atau naik 37% secara tahunan. Lonjakan opex ini utamanya didorong oleh kenaikan biaya tenaga kerja yang naik 20% secara tahunan menjadi Rp 4,2 triliun selama dua bulan di 2025. "Kami menduga kenaikan biaya ini berpotensi berkaitan dengan faktor musiman pembayaran tunjangan hari raya (THR). Perbandingan opex yang lebih apple–to–apple dibandingkan tahun lalu akan terlihat pada realisasi kinerja selama kuartal I tahun 2025," ujar dia.
Baca Juga: Jelang RUPS Tahunan, Saham BRI (BBRI) Melemah 2,43% di Akhir Sesi Pertama Hari Ini
Selanjutnya: Daftar HP Baru yang Cocok Temani Libur Cuti Bersama Lebaran 2025! Cek di Sini
Menarik Dibaca: Simak Cara Pakai Body Scrub yang Benar di Sini Agar Kulit Kinclong Saat Lebaran
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News