Reporter: Nina Dwiantika | Editor: A.Herry Prasetyo
JAKARTA. Dua bank merilis laporan keuangan kuartal III-2013. Mereka adalah Bank Danamon Tbk serta Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN).
Nah, keberuntungan Danamon masih belum bersinar terang sepanjang kuartal III-2013. Sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini, Danamon mencetak laba bersih sekitar Rp 3,01 triliun. Perolehan laba bersih tersebut hanya naik sekitar Rp 15 miliar atau 0,5% ketimbang laba bersih September 2012 yang sebesar Rp 2,99 triliun.
Perolehan laba kuartal III-2013 didukung oleh pendapatan bunga bersih yang naik 5% menjadi Rp 10,1 triliun dan pendapatan non bunga (fee income) tumbuh 12% menjadi Rp 3,7 triliun.
Vera Eve Lim, Direktur Keuangan Bank Danamon, mengatakan, pendapatan bunga bersih rendah lantaran biaya dana atau cost of fund naik 10 basis point. Sebab, untuk menggaet dana pihak ketiga (DPK), Danamon mengerek bunga simpanan. Alhasil, margin bunga bersih turun 0,2% menjadi 9,8%. "Tren pendapatan laba pada kuartal IV-2013 akan sama dengan kuartal ini," kata Vera, kemarin.
Danamon membukukan pertumbuhan kredit 14% menjadi Rp 129,06 triliun pada September 2013. "Rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) juga turun menjadi 2,2% pada akhir September 2013," tandas Vera.
Vera menambahkan, kredit kendaraan bermotor yang disalurkan melalui Adira Finance mencapai sekitar Rp 47,4 triliun. Angka tersebut naik 5% ketimbang periode September 2012. Kenaikan laju kredit Adira sejalan dengan pemulihan industri otomotif yang sebelumnya terkena dampak penerapan regulasi loan to value (LTV).
Henry Ho, Direktur Utama Danamon, mengatakan, tekanan inflasi dan pelemahan nilai tukar rupiah akan membikin Danamon mempertahankan kinerja hingga akhir tahun. Henry mengakui pertumbuhan ekonomi belum akan stabil pada akhir tahun ini ataupun tahun depan. Sehingga, bank akan berlomba-lomba menarik DPK untuk memupuk likuiditas.
Laba BTPN
Berbeda dengan Danamon, BTPN mampu mencetak kenaikan laba bersih 24% menjadi Rp 1,8 triliun per September 2013. Jerry Ng, Direktur Utama BTPN, mengatakan, pendapatan laba tersebut berasal dari penyaluran kredit yang tumbuh 22% dari Rp 37,08 triliun pada 30 September 2012 menjadi Rp 45,3 triliun pada 30 September 2013.
Meski penyaluran kredit tumbuh kencang, BTPN mencatat rasio kredit bermasalah menurun dari 0,39% pada akhir September 2012 menjadi 0,27% pada akhir September 2013. Jerry mengatakan, BTPN akan tetap berkomitmen kepada pelaku usaha mikro dan kecil (UMK) termasuk masyarakat pra sejahtera produktif.
Upaya itu tampaknya menunjukkan hasil. Selain kredit naik, BTPN mencatat kenaikan DPK 15% menjadi Rp 49,03 triliun per September 2013.
Dengan rasio kecukupan modal alias capital adequacy ratio (CAR) sebesar 23%, Jerry berkeyakina, BTPN memiliki ruang yang cukup untuk tumbuh. Ini juga jadi modal menjangkau masyarakat pelosok yang belum tersentuh layanan perbankan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News