kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.919.000   13.000   0,68%
  • USD/IDR 16.249   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.047   42,07   0,60%
  • KOMPAS100 1.029   8,11   0,79%
  • LQ45 786   6,95   0,89%
  • ISSI 231   0,98   0,43%
  • IDX30 406   4,77   1,19%
  • IDXHIDIV20 470   5,25   1,13%
  • IDX80 116   1,04   0,90%
  • IDXV30 117   1,12   0,96%
  • IDXQ30 131   1,74   1,35%

Laju Pertumbuhan Kredit Kian Melambat, Hanya Tumbuh 9,16% pada Maret 2025


Rabu, 23 April 2025 / 15:08 WIB
Laju Pertumbuhan Kredit Kian Melambat, Hanya Tumbuh 9,16% pada Maret 2025
ILUSTRASI. Pertumbuhan kredit perbankan kian melambat hingga Maret 2025. Di periode tersebut, kredit perbankan hanya tumbuh 9,16%.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laju pertumbuhan kredit perbankan kian melambat hingga Maret 2025. Bahkan, pertumbuhan kredit tersebut berada di bawah target Bank Indonesia (BI) yang menargetkan kredit perbankan tumbuh di kisaran 11% hingga 13% di 2025.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan pertumbuhan kredit pada Maret 2025 hanya sekitar 9,16% secara tahunan (YoY). Pertumbuhan kredit tersebut lebih rendah jika dibandingkan bulan Februari 2025 yang mencapai 10,3% YoY.

Perry bilang ada beberapa hal yang mempengaruhi hal tersebut. Dari sisi pendanaan, ia melihat, beberapa bank mulai mengalami kendala dalam meningkatkan pendanaan, baik itu Dana Pihak Ketiga (DPK) maupun sumber lainnya.

“(Namun) Likuiditas perbankan masih memadai, tecermin dari rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) pada Maret 2025 yang tinggi sebesar 26,22%,” ujar Perry, Rabu (23/4).

Baca Juga: Melambat Tahun Lalu, Perlu Gotong Royong Kebut Penyaluran Kredit UMKM di 2025

Dari sisi permintaan, Perry menyebut, kontribusi pertumbuhan kredit terutama didukung pada sektor industri, pertambangan, dan jasa sosial. Sebaliknya, kontribusi pertumbuhan kredit pada sektor konstruksi dan perdagangan masih terbatas.

Ke depan, Perry memperkirakan berbagai risiko ketidakpastian global dan dampaknya terhadap perekonomian domestik perlu menjadi perhatian karena dapat mempengaruhi prospek permintaan kredit dan preferensi penempatan aset likuid perbankan. 

“BI memperkirakan pertumbuhan kredit perbankan akan menuju ke batas bawah kisaran 11-13% pada 2025,” ujar Perry.

Oleh karenanya, Perry memastikan BI akan terus memperkuat kebijakan makroprudensial yang akomodatif, termasuk mengoptimalkan KLM, dan  memperkuat implementasi ketentuan Rasio Pendanaan Luar Negeri (RPLN) untuk mendorong pendanaan perbankan bagi manajemen likuiditas dan penyaluran kredit ke sektor riil. 

“Bank Indonesia juga akan terus mempererat koordinasi dengan KSSK untuk mendorong pertumbuhan kredit dalam mendukung pembiayaan ekonomi,” imbuhnya.

Baca Juga: Tren Laju Pertumbuhan Kredit UMKM Yang Lambat Terjadi di 2024

Selanjutnya: Marketing Sales SMRA Tercatat Hampir Rp 900 miliar pad Kuartal I-2025

Menarik Dibaca: 15 Makanan yang Bisa Memicu Kadar Kolesterol Tinggi, Batasi Konsumsinya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×