kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Lender asing kian gemar salurkan pinjaman di P2P lending Indonesia


Minggu, 14 Juni 2020 / 16:39 WIB
Lender asing kian gemar salurkan pinjaman di P2P lending Indonesia
ILUSTRASI. Lender asing semakin gemar salurkan pinjaman di P2P lending Indonesia, hingga April 2020 tercatat 3.837 rekening lender asing, naik 38,57% yoy.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pemberi pinjaman (lender) asing semakin gemar menyalurkan pinjaman melalui fintech peer to peer (P2P) lender Indoensia. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan hingga April 2020 tercatat 3.837 rekening lender asing, meningkat 38,57% yoy dibandingkan April 2019.

Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menyatakan terdapat beberapa alasan lender asing melirik pasar P2P lending Indonesia.

Baca Juga: Heboh pemberian data ke Pinjol, Dirjen Dukcapil: Digoreng itu! Hanya kasih akses data

Kepala Bidang Kelembagaan dan Humas AFPI Tumbur Pardede bilang investor asing telah menikmati kemudahan berinvestasi secara langsung sebagai lender pada platform peer to peer lending Indonesia.

“Tenor pinjaman yang pendek (turnover tinggi), tingkat bunga pinjaman yang menarik, tingkat NPL yang terjaga yang sesuai dengan tingkat bunga pinjaman dan tingkat risiko pinjaman. Juga potensi pasar pinjaman P2P lending yang sangat besar secara nasional yang masih belum tergarap utamanya segmen masyarakat yang berkategori unbankable and underserved,” ujar Tumbur pada Minggu (14/6).

Ia melihat ada parameter dan analisis makro dan mikro lender asing memilih P2P lending Indonesia disbanding negara lain. Tumbur menyebut secara makro, Indonesia memiliki julah penduduk yang besar dengan sumber daya alam melimpah.

Baca Juga: Pandemi masih melanda, Investree masih optimistis dampingi UKM

“Itu merupakan suatu kue atau pasar yang potensial bagi Investor asing. Kondisi Politik yang stabil, kondisi ekonomi yang cukup baik yang ditunjang oleh perangkat peraturan perundang-undangan yang baik serta hal-hal makro lainnya,” ujar Tumbur kepada Kontan.co.id pada Minggu (14/6).

Lanjut Ia, secara mikro, industri P2P Lending di Indonesia sudah memasuki tahun keempat yang sudah masuk kategori berkembang. Ditambah jumlah penyelenggara cukup banyak dan dukungan penuh oleh Regulator dan Pemerintah.

“khusus terkait hal teknologi, oleh karena P2PL adalah berbasis teknologi dan big data, sehingga usia industri ini sudah memasuki tahun ke-4, maka kemampuan mesin kecerdasan buatan yang ada pada setiap platform P2PL semakin cerdas dan semakin baik dalam memitigasi risiko bagi pihak lender,” tambah Tumbur.

Baca Juga: Riset Rapyd: OVO juarai transaksi pembayaran online di Indonesia

Asal tahu saja, bisnis pinjam meminjam P2P lending masih deras di tengah pandemi Covid-19. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per April 2020 mencatatkan akumulasi penyaluran pinjaman mencapai Rp 106,06 triliun. Nilai itu tumbuh 186,54% year on year (yoy) dari April 2019 senilai Rp 37,01 triliun.

Adapun jumlah outstanding pinjaman hingga April 2020 mencapai Rp Rp 13,75 triliun. Nilai itu tumbuh 67,25% yoy dari April 2019 sebanyak Rp 8,22 triliun. Pinjaman tersebut disalurkan lewat 161 entitas P2P lending per April 2020. Rinciannya 25 berizin dari OJK sisanya 136 masih berstatus terdaftar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×