Reporter: Nina Dwiantika |
JAKARTA. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) menargetkan pembiayaan yang disalurkan tumbuh hingga 30%. Pada 2010, total pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp 15,74 triliun naik 69,61% dari 2009 Rp 9,28 triliun.
"Pembiayaan dipatok lebih tinggi dari bank umum," kata Direktur Eksekutif LPEI, IMG Erata, Jumat (28/1). Portofolio pembiayaan didominasi oleh kredit modal kerja ekspor (KMKE) sebesar Rp 11,13 triliun atau 70,75% dan kredit investasi (KI) sebesar Rp 4,60 triliun atau (29,25%).
"Sedangkan untuk komposisi portofolio pembiayaan berdasarkan segmentasi terdiri dari segmen corporate sebesar Rp 15,10 triliun atau 95,95% dan segmen UKM hanya RP 636,75 miliar atau 4,05%," ujar Erata.
Penyaluran pembiayaan lembaga yang dulu bernama Eximbank ini akan fokus di beberapa sektor seperti perindustrian 51,02%, pertambangan 10,94%, pertanian 10,54%, pengangkutan dan pergudangan 9,80% dan jasa 8,94%.
Selain itu sektor industri juga turut dibiayai dengan presentasi kelapa sawit 15,47%, industri maritim 13,35%, industri tekstil 7,33%, jasa dunia usaha 6,30%, industri karet 6,03%.
Rincian sektor pertambangan seperti pertambangan minyak dan gas bumi 5,73%, pertambangan batu bara 4,05%. Lalu, perkebunan kopi 3,43%, industri perabot 3,42%, industri makanan 3,32%, industri otomotif 3,02%, jasa dunia usaha leasing 2,65% dan industri pulp 2,17%.
Erata mengatakan penyaluran pembiayaan wilayah Jakarta lebih tinggi yaitu 17,85%. Wilayah lainnya Jawa Timur 14,94%, Riau 14,39%, Jawa Barat 9,27%, Kalimantan Timur 9,08%, Lampung 8,51%, Sumatra Utara 7,80%, Jawa Tengah 6,16%, Banten 2,27% dan Sumatera Selatan 1,90%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News