Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengakui industri perbankan Indonesia masih menghadapi tekanan cukup berat pada tahun ini. Namun LPS berharap Indeks Stabilitas Perbankan (Banking Stability Index/BSI) tak sampai naik lebih dari 101%.
Mochammad Doddy Arifianto, Kepala Subdivisi Risiko Perekonomian dan Sistem Perbankan LPS mengatakan, risiko industri perbankan Indonesia pada bulan November 2014 mengalami penurunan.
“Ini tercermin dari turunnya BSI sebesar 44 bps dari 100,75 (Oktober 2014) menjadi 100,31 (November 2014) dengan status “Normal”,” kata Doddy saat dihubungi KONTAN, Kamis (8/1).
Penurunan BSI tersebut didorong oleh penurunan pada sub indeks Credit Pressure (CP) dan Interbank Pressure (IP) yang masing-masing turun sebesar 74 dan 89 bps. Sedangkan sub indeks Market Pressure (MP) meningkat sebesar 18 bps.
“Penurunan sub indeks CP dari 101,41 (Oktober 2014) menjadi 100,68 (November 2014) disebabkan oleh terkoreksinya pertumbuhan kredit perbankan yang terus bergerak turun hingga berada di bawah target Bank Indonesia,” ujar Doddy.
Untuk tahun ini, resiko tekanan terhadap perbankan Indonesia masih ada. Mulai dari faktor global di mana Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) akan menaikkan suku bunga. Ditambah situasi pertumbuhan ekonomi nasional yang belum bisa tumbuh dengan tinggi.
“Namun saya optimis, walau penuh tantangan, BSI kita pada tahun ini tidak akan sampai melebihi 101% seperti pada tahun 2008,” pungkas Doddy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News