kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Manuver Terbaru Bumi: Buy Back 17% Saham


Jumat, 14 November 2008 / 08:22 WIB
Manuver Terbaru Bumi: Buy Back 17% Saham


Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Grup Bakrie memang paling pintar bermanuver di lantai bursa. Yang terbaru, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mengumumkan rencana membeli kembali atau buy back saham. Anak usaha PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) ini akan buy back maksimal 3,3 miliar saham atau 17% saham dari lantai bursa.

Bumi akan memulai program buy back tersebut mulai hari ini hingga tiga bulan ke depan. Ia sudah menunjuk PT Recapital Securities sebagai broker pelaksana hajatan tersebut dan menganggarkan duit US$ 824,67 juta atau sekitar Rp 8,25 triliun (kurs Rp 10.000 per dolar AS), untuk buy back.

Mengenai sumber dana buy back, Bumi hanya menyebutkan akan mengambil dari kas internal dan utang. Senior Vice President Investor Relations BUMI Dileep Srivastava belum mengungkapkan porsi kedua sumber pendanaan itu. "Kami akan menjelaskan saat pembelian kembali sudah dilakukan," katanya kepada KONTAN, kemarin.

Produsen batubara terbesar di Indonesia ini menargetkan harga buy back Rp 2.500 per saham. Harga saham buy back itu lebih tinggi 111,86% dari harga saham BUMI di pasar. Kemarin, saham BUMI seharga Rp 1.180 per saham.

Bumi akan menggelar program buy back ini dalam dua tahap. Pertama, hingga akhir tahun ini, BUMI akan membeli sebanyak 1,08 miliar saham. Tahap kedua, mereka akan membeli 2,22 miliar saham pada tahun depan.

Danny Eugene, Kepala Riset Sarijaya Permana Sekuritas, menilai rencana Bumi menggunakan utang untuk membiayai program buy back akan mendatangkan risiko. Tambahan utang itu akan menyebabkan neraca keuangan Bumi jadi berat sebelah. "Karena ekuitasnya berkurang, sementara kewajibannya bertambah," imbuhnya.

Proposal program buy back BUMI pun memaparkan, jika buy back kelar, nilai ekuitas akan berkurang sebesar US$ 824,67 juta, dan asetnya susut US$ 224,67 juta. Menurut Danny, jika mengacu pada penjelasan tersebut, nilai utang untuk membiayai aksi korporasi itu mencapai US$ 600 juta.

Lagi-lagi, Dileep tetap menutup suara mengenai skema pendanaan eksternal yang dibuat perusahaan. Ia hanya bilang, pencairan pinjaman itu sesuai dengan kebutuhan dan jadwal pelaksanaan buy back saham.

Norico Gaman, Kepala Riset BNI Securities, menyarankan, sebaiknya BUMI mengambil duit dari kantong sendiri ketimbang utang. Mencari utang saat ini sangat sulit dan biayanya pun mahal. Boleh saja utang, asal sudah kepepet alias tak ada sumber dana lain. "Jaminannya juga harus aset produktif bukan aset yang sudah diagunkan," ujarnya.

Laba turun US$ 132,2 juta

Di sisi lain, utang tersebut juga bakal menggerus laba bersih BUMI sebesar US$ 132,2 juta dalam kurun tiga tahun ke depan. Perinciannya, laba bersih tahun ini terpangkas US$ 3,4 juta, tahun depan tergerus US$ 44,1 juta, dan pada 2010 bakal terpotong US$ 49,1 juta.

Penurunan laba bersih itu akibat peningkatan beban bunga bersih sebesar US$ 4,9 juta dalam dua bulan ke depan, US$ 63 juta pada 2009 dan sebesar US$ 70,1 juta pada 2010. "Buy back itu bertujuan memberi nilai tambah bagi pemegang saham. Jika laba malah turun, buat apa buy back," tandas Danny.

Toh, BUMI berharap aksi korporasi itu bisa mendongkrak kembali harga sahamnya. Maklum, selama kurun lima hari terakhir harga sahamnya sudah tergerus 46%. Bumi juga dapat untung kalau menjual kembali saham hasil buy back. Sebab, manajemen BUMI mengklaim, beberapa lembaga riset memperkirakan harga sahamnya bisa naik 127,8% dari harga buy back atau menjadi Rp 3.195 per saham.

Catatan saja, beberapa waktu lalu Bumi juga mengumumkan telah menandatangani utang senilai US$ 75 juta dari Credit Suisse, Singapura, dengan jaminan saham anak usahanya. Jangka waktu pinjamannya selama tiga tahun. Dalam perjanjian itu, BUMI memberikan opsi kepada Credit Suisse untuk membeli saham yang jadi jaminan utang itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×