kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Mastercard dan Visa menjajaki kerjasama GPN


Selasa, 07 Agustus 2018 / 07:00 WIB
Mastercard dan Visa menjajaki kerjasama GPN


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dua perusahaan switching asing berusaha menjalin kerjasama dengan switching lokal, demi menjaga roda bisnisnya di Tanah Air. Strategi ini seiring dengan implementasi sistem gerbang pembayaran nasional (GPN).

Visa misalnya menjajaki kerjasama dengan switching lokal Jalin Pembayaran Nusantara (JPN) milik Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Sedangkan Mastercard menjajaki kerjasama dengan PT Artajasa Pembayaran Elektronis, pengelola ATM Bersama.

Otto Beni Hantoro, Direktur Utama JPN mengatakan, saat ini operator jaringan Link itu sedang memproses kerjasama dengan Visa. "Kerjasama JPN dan Visa ini tetap mempertimbangkan aturan Bank Indonesia maupun aturan lain terkait GPN," tandas Otto, Senin (6/8).

Belum jelas wujud dan lingkup kerjasama antara perusahaan switching asing itu dengan switching lokal. Namun informasi yang diperoleh KONTAN, tawaran kerjasama dua switching asing tersebut masih dalam lingkup transaksi di dalam negeri sebagai upaya mempertahankan bisnisnya di Indonesia.

Maklum, per 31 Juli 2018, Visa dan Mastercard tidak bisa menikmati lagi kue bisnis sistem pembayaran transaksi di Indonesia. "Kemungkinan mereka akan menggunakan server milik Artajasa atau Link," kata sumber KONTAN.

Sementara Anthoni Morris, Direktur Bisnis Artajasa Pembayaran Elektronis bilang, saat ini kerjasama antara Mastercard dengan Artajasa masih dalam tahap penjajakan. "Diharapkan ada petunjuk dari BI terlebih dahulu untuk kerjasama ini," kata Anthoni.

BI telah menerima informasi tentang rencana kerjasama antara perusahaan switching asing dan lokal itu. "Kerjasama ini harus mendapatkan restu dari BI sebagai regulator sistem pembayaran sebelum bisa beroperasi," ujar Onny Widjanarko, Kepala Departemen Sistem Pembayaran BI.

Pungky Purnomo Wibowo, Direktur Eksekutif Departemen Elektronifikasi dan GPN BI bilang, biaya merchant discount rate (MDR) kerjasama antara perusahaan switching asing dan lokal ini bisa lebih mahal 0,15% daripada tarif MDR switching lokal yang sebesar 1%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×