kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meski terdampak pandemi, bisnis remitansi bank plat merah tetap positif


Jumat, 07 Agustus 2020 / 17:46 WIB
Meski terdampak pandemi, bisnis remitansi bank plat merah tetap positif
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah di Bank Rakyat Indonesia (BRI). KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis remitansi perbankan nampaknya masih terus tumbuh kendati kondisi ekonomi global kian melesu akibat pandemi Covid-19. Meski demikian, bukan berarti perlambatan tersebut tidak memberikan dampak terhadap bisnis transfer uang ke luar negeri bank.

PT Bank Mandiri Tbk misalnya yang mengamini bahwa sampai dengan semester I 2020, secara jumlah transaksi memang mengalami penurunan. Terutama untuk transaksi inward/incoming remitansi dari wilayah yang terdampak Covid-19 seperti Hong Kong, Korea Selatan, dan Amerika Serikat (AS). "Secara total, jumlah transaksi turun hingga -38% secara year on year (yoy)," ujar Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rully Setiawan kepada Kontan.co.id, Jumat (7/8). 

Baca Juga: Permudah pembayaran dana haji, Bank BJB perkuat sinergi dengan BJB Syariah

Lebih lanjut, bank bersandi bursa BMRI ini mencatatkan jumlah transaksi outward/outgoing remitansi menurun tipis hingga sekitar 4%. khususnya pada periode bulan Maret hingga Mei 2020. 

Akan tetapi, Rully menyebut hal tersebut masih dalam batas wajar lantaran pada periode tersebut mayoritas cabang Bank Mandiri terpaksa harus beroperasi terbatas selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). 

Tetapi kabar baiknya, volume transaksi outward dan inward remitansi perseroan justru meningkat dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu, dengan masing-masing naik 20% dan 19% yoy. "Penurunan frekuensi i transaksi kemudian menyebabkan kontribusi bisnis retail remittance pada pembentukan fee based income menurun tipis dengan prosentase yang single digit," imbuhnya.

Bank berlogo pita emas ini tetap optimis kalau tren bisnis ini akan kembali meningkat, khususnya pada periode-periode akhir tahun 2020. Selain itu, perubahan perilaku transaksi nasabah pada masa pandemi ini, mendorong inovasi transaksi remitansi khususnya di segmen ritel.

Baca Juga: Bank kecil dan menengah genjot digitalisasi agar bisa bersaing berebut DPK

Untuk itu, pihaknya tengah menyiapkan solusi untuk nasabah retail yakni remittance melalui channel digital Bank Mandiri, sehingga nasabah bisa melakukan transaksi remittance kapanpun dan dimanapun, tanpa perlu datang ke cabang.

Di sisi lain, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mengatakan walau sedang berada di tengah pandemi, bisnis pandemi masih terus berkontribusi terhadap bisnis internasional perseroan. General Manager Internasional Banking Bank BNI Eko S. Nugroho menuturkan sampai dengan Juni 2020, fee based remitansi BNI masih menyumbang kontribusi sebesar 13,9% dari total fee based income bisnis internasional. 

Tetapi, Eko mengungkap bahwa saat ini tren pertumbuhan bisnis remitansi memang cenderung melambat sebagai dampak dari pandemi. "Tren pertumbuhan bisnis remitansi cenderung melambat dibandingkan dengan growth tahun sebelumnya karena sejak awal tahun 2020 beberapa negara sudah melakukan lockdown dan membatasi aktivitas masyarakatnya termasuk Pekerja Migran Indonesia (PMI)," terangnya. 

Strategi BNI untuk menghadapi kendala tersebut adalah dengan menggalakkan digitalisasi remitansi melalui aplikasi BNI Mobile Remittance (MoRe) di BNI Singapore dan bekerjasama dengan perusahaan teknologi finansial (tekfin) di seluruh dunia. Hasilnya, pada Juni 2020 transaksi melalui BNI MoRe mengalami pertumbuhan sebesar 95,1% yoy dibandingkan semester I 2019. 

Baca Juga: Ada pandemi, multifinance tak agresif menyalurkan pembiayaan ke sektor produktif

Begitu juga dengan perusahaan tekfin yang bekerjasama dengan BNI untuk membantu Diaspora Indonesia mengirimkan uang ke Indonesia secara digital mengalami pertumbuhan transaksi yang cukup signifikan diantaranya di Taiwan (tumbuh 55,9%), Korea Selatan (tumbuh 557,7%), United Kingdom dan Eropa (tumbuh 56.3%) serta United States (tumbuh 147,4%).

Sebelumnya, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) malah mengatakan pertumbuhan remitansi meskipun di tengah pandemi. Hingga akhir Mei, transaksi remitansi dari para PMI yang dilayani BRI tumbuh 102% secara tahunan. Volumenya juga mengalami peningkatan sebesar 117%.

SEVP Treasury & Global Services BRI Listiarini Dewajanti mengatakan, kenaikan tersebut terjadi karena counterpart remitansi yang bekerjasama dengan BRI mempunyai aplikasi online.

Pendapatan berbasis fee yang diperoleh BRI dari layanan remitansi itu juga meningkat. Namun, Listiarini tidak merinci angkanya. Tahun ini, BRI tetap menargetkan jumlah dan volume transaksi remitansi tumbuh dua digit.

Baca Juga: Bank Sinarmas edukasi nasabah UMKM berbisnis online

Namun, dari sisi fee based income diproyeksi hanya akan tumbuh satu digit karena saat ini sudah berkembang tren digitalisasi pembayaran cross border.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×