kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.428.000   -57.000   -2,29%
  • USD/IDR 16.602   11,00   0,07%
  • IDX 7.916   -209,10   -2,57%
  • KOMPAS100 1.090   -29,49   -2,63%
  • LQ45 772   -7,67   -0,98%
  • ISSI 281   -10,34   -3,54%
  • IDX30 401   -4,69   -1,16%
  • IDXHIDIV20 453   -1,70   -0,37%
  • IDX80 121   -1,88   -1,53%
  • IDXV30 129   -2,46   -1,87%
  • IDXQ30 127   -0,85   -0,66%

Naik 6%, CNAF Catat Pembiayaan ke Sektor Produktif Rp 919 Miliar per September 2025


Minggu, 19 Oktober 2025 / 20:30 WIB
Naik 6%, CNAF Catat Pembiayaan ke Sektor Produktif Rp 919 Miliar per September 2025
ILUSTRASI. President Director PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) Ristiawan Suherman.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) mencatatkan kinerja positif terkait penyaluran pembiayaan ke sektor produktif atau Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman mengatakan penyaluran pembiayaan produktif atau UMKM di CNAF mencapai Rp 919 miliar per September 2025.

"Nilainya meningkat sebesar 6%, jika dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 865 miliar," ungkapnya kepada Kontan, Jumat (17/10/2025).

Ristiawan menerangkan penyaluran pembiayaan produktif CNAF memakan porsi sebesar 13% terhadap total pembiayaan perusahaan per September 2025. Dia bilang porsinya naik, jika dibandingkan periode sama tahun lalu yang hanya sebesar 12% saja.

Adapun CNAF telah menyalurkan pembiayaan baru sebesar Rp 7,27 triliun per September 2025. Nilainya tumbuh 3%, jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 7,08 triliun.

Baca Juga: Menilik Strategi CNAF Menjaga Tingkat NPF Segmen Produktif Tetap Rendah

Untuk menjaga kinerja pembiayaan, termasuk produktif, Ristiawan menyampaikan CNAF akan menerapkan sejumlah upaya. Salah satunya, yakni memperkuat digitalisasi proses bisnis yang mempermudah konsumen dalam pengajuan transaksi menjadi cepat, aman, dan dokumen yang sederhana melalui berbagai macam kanal penjualan (sales channel) yang dimiliki CNAF.

Lebih lanjut, Ristiawan tak memungkiri ada sejumlah tantangan dalam menyalurkan pembiayaan ke sektor produktif pada tahun ini. Dia bilang salah satunya, yaitu fenomena penurunan daya beli masyarakat yang terjadi sejak akhir 2024, terus berlanjut hingga kini. 

Baca Juga: Andalkan Diversifikasi, CNAF Bidik Pembiayaan Baru Rp 9,5 Triliun di 2025

"Domino efeknya berupa sikap masyarakat yang cenderung menahan segala keinginan mereka, sehingga permintaan terhadap kebutuhan pembiayaan juga turut berdampak," ucapnya.

Selain itu, Ristiawan menerangkan adanya kondisi ketidakpastian ekonomi global juga memengaruhi para pelaku industri sektor produktif untuk menahan proses ekspansi bisnis. Hal itu dikarenakan adanya kekhawatiran turunnya serapan market akibat dari tensi geopolotik yang masih memanas. Meksipun demikian, CNAF melihat tantangan tersebut sebagai peluang untuk tetap bertumbuh. 

Sementara itu, Ristiawan mengatakan tingkat rasio kredit macet atau Non Performing Financing (NPF) CNAF di segmen produktif tercatat sebesar 1,48% per September 2025. 

Baca Juga: CNAF & Adira Finance Catat Pertumbuhan Positif untuk Sektor Pembiayaan Produktif

Selanjutnya: Peningkatan Kinerja Industri Pergadaian Bukan Semata-mata Dipicu Pelemahan Daya Beli

Menarik Dibaca: Simak Yuk Cara Bijak Mengolah Makanan agar Tak Terbuang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×