kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Naik kelas hingga digitalisasi, ini 5 rencana strategis Bank Yudha Bhakti tahun ini


Kamis, 30 Juli 2020 / 18:49 WIB
Naik kelas hingga digitalisasi, ini 5 rencana strategis Bank Yudha Bhakti tahun ini
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah?Bank Yudha Bhakti


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2020 merupakan tahun yang menantang bagi industri perbankan. Merebaknya pandemi Covid-19 telah telah menekan ekonomi sehingga penyaluran kredit tiarap dan perbankan harus memfokuskan diri membantu nasabah terdampak pandemi tersebut.

Meski cukup menantang, tahun 2020 merupakan tahun spesial bagi PT Bank Yudha Bhakti Tbk (BBYB). Pasalnya, banyak agenda besar yang dijalankan perseroan tahun ini dalam rangka untuk semakin bertumbuh ke depan.

Baca Juga: Pengamat: Kinerja OJK butuh perbaikan

Tjandra Gunawan, Direktur Utama Bank Yudha Bhakti mengatakan, setidaknya ada lima rencana strategis yang akan dilakukan BBYB tahun ini. Pertama, perseroan akan naik kelas dan bakal segera menyandang predikat sebagai Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) II dengan modal inti di atas Rp 1 triliun.

Penambahan modal dilakukan lewat Penawaran Umum Terbatas (PUT) III melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue. PUT III telah diselenggarakan pada 14 Juli 2020 dan dari aksi korporasi itu BYB berhasil mengantongi tambahan modal sebesar Rp 150 miliar. "Alhasil, modal inti perseroan telah meningkat dari Rp 936 miliar per Juni 2020 menjadi 1,08 triliun. Saat ini, status baru BYB hanya tinggal menunggu pengukuhan dari OJK," katanya dalam paparan publik virtual, Kamis (30/7).

Setelah pelaksanaan rights issue tersebut, komposisi pemegang saham Bank Yudha Bhakti terdiri dari PT Akulaku Silvrr Indonesia dengan kepemilikan 24,98%, Gozco 20,13%, Asabri 18,62%, Yellow Brick Enterprise Ltd 11,1% dan publik 25,17%.

Kedua, BBYB melakukan transformasi bisnis dan digital. Perseroan akan melanjutkan transformasi menjadi bank digital yang sudah dimulai sejak tahun 2019. Tahun ini, akan diluncurkan aplikasi mobile banking dan internet banking Bank Yudha Bhakti yang akan memudahkan nasabah melakukan transaksi.

Baca Juga: Pemegang saham BCA setujui akuisisi Rabobank, ditargetkan kelar di kuartal III

Ketiga, rebranding. Dalam waktu dekat, Tjandra bilang BBYB akan segera hadir dengan wajah baru. Perseroan akan melakukan perubahan besar-besaran untuk melengkapi transformasi digitalnya. Nama dan logo bank akan diganti untuk menyesuaikan dengan target pasar yang lebih beragam, salah satunya untuk menjaring pasar dari segmen millenial.

Keempat, mengembangkan produk dan layanan digital. BYB mengembangkan produk dan layanan untuk menyasar target pasar yang lebih luas dengan kemudahan akses secara online. Contohnya deposito khusus millenial dengan penempatan dana mulai Rp 1 juta yang bisa diakses secara online.

Kelima, perseroan akan mengoptimalkan produk pensiunan dengan pengembangan teknologi dan digitalisasi. Loan organization system dan online financing akan diimplementasikan dalam proses pemberian persetujuan dan penyaluran kredit.

Kinerja Bank Yudha Bhakti terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2019, perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 16 miliar, setelah tahun sebelumnya harus menanggung kerugian sebesar Rp 136,99 miliar.

Baca Juga: Dorong pemulihan ekonomi, Eximbank jalin kerjasama penjaminan kredit dengan 15 bank

Perolehan laba tersebut ditopang oleh perbaikan kualitas aset sehingga BBYB mengantongi pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 164,89 miliar. Alhasil, pendapatan operasional lainnya meningkat signifikan dan Rp 13,4 miliar tahun 2018 menjadi Rp 182,6 miliar. Beban operasional perseroan juga menurun sebesar 13,6% menjadi Rp 378,9 miliar.

Tahun ini, kinerja perseroan semakin kinclong. Per Juni 2020, BBYB berhasil mengantongi laba bersih Rp 19,32 miliar. Itu meningkat tajam dari periode yang sama tahun 2019 yang hanya membukukan net profit Rp 9,65 miliar. Bahkan, capaian tersebut telah melampaui laba tahun 2019.

Pada tahun 2019, aset BYB meningkat 13,3% year on year (YoY) menjadi Rp 5,1 triliun dimana penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) naik 10,9% jadi Rp 4,06 triliun dari Rp 3,66 triliun dan penyaluran kredit turun tipis menjadi Rp 3,82 triliun.

Permodalan BBYB juga terus mengalami peningkatan. Capital Adequacy Ratio (CAR) perseroan naik dari 19,47% tahun 2018 menjadi 29,35% tahun 2019. Per Juni 2020, bahkan sudah naik lagi menjadi 33,76%.

Baca Juga: Quantitative easing BI meningkatkan pertumbuhan uang kartal Juni 2020

Tahun 2019, BYB berhasil melakukan bersih-bersih kredit bermasalah atau non performing loan (NPL). NPL gross perseroan turun jadi 4,37% dari 15,75% pada tahun 2018 dan NPL nett jadi 1,63% dari 9,92%. Per Juni 2020, NPL BYB sedikit meningkat dibandingkan Desember 2019 tetapi masih dalam batas aman yakni di bawah 5%. NPL gross per Juni 2020 tercatat 4,9% dan NPL 2,75%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×