kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Nasib Bank Kolaps di Tangan LPS


Minggu, 19 Juli 2020 / 10:00 WIB
Nasib Bank Kolaps di Tangan LPS


Reporter: Anggar Septiadi, Nina Dwiantika | Editor: Dikky Setiawan

 Harus menambah modal

Namun, sudah jadi rahasia publik, bahwa ada sederet bank yang sedang diburu-buru OJK untuk melakukan peningkatan modal. Di antaranya Bank Bukopin, Bank Mayapada Internasional, dan Bank Banten. 

Sejauh ini, Anto mengaku, pemegang saham berkomitmen untuk menyuntik modal ke bank-bank tadi. Misalnya, KB Kookmin Bank telah bersedia jadi pengambil bagian tunggal saham Bank Bukopin. Dari rencana itu, investor asal Korea ini akan jadi pemegang saham pengendali hingga 67%.

KB Kookmin Bank akan menambah modal lewat skema penawaran umum terbatas (PUT) V dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). Dari rencana aksi korporasi ini, maka bank berkode saham BBKP itu menyerap dana sekitar Rp 838,93 miliar. Jika tidak ada aral melintang, rencana ini  digelar pada RUPS-LB 25 Agustus 2020 mendatang, sebagai sarana untuk meminta persetujuan pemegang saham. 

Dato Sri Tahir juga berkomitmen menjaga modal Bank Mayapada. Dalam waktu dekat, pemegang saham pengendali Bank Mayapada, yakni Tahir, akan dialihkan ke Cathay Life Insurance Co Ltd. Saat ini, perusahaan asal Taiwan ini sedang melakukan uji tuntas di OJK. 

Direktur Utama Bank Mayapada Hariyono Tjahrijadi menjelaskan, sebagai langkah strategi jangka menengah dan panjang, Cathay ingin menambah porsi kepemilikan saham. Saat ini, Cathay memegang  37,33% saham di bank berkode saham MAYA tersebut. 

Adapun soal Bank Banten, dengan ditetapkannya sebagai BDPK, Gubernur Banten Wahidin Halim menyatakan pihaknya bakal menyuntikkan modal. Dalam rancangan peraturan daerah (raperda), Pemprov Banten berkomitmen  menyetorkan dana Rp 1,5 triliun, dari rencana awal Rp 1,9 triliun. 

Hanya, Pemprov Banten tak akan mengucurkan dana segar meskipun menambah modal. Sebab, setoran modal berasal dari konversi rekening kas umum daerah (RKUD) yang ada di Bank Banten. Nah, proses konversi ini perlu dukungan dari DPRD agar tak ada masalah secara hukum. 

Akan halnya  kondisi Bank Muamalat, Anto mengatakan, masih dalam proses pencairan investor. “Dalam waktu dekat akan ada penyelesaian pada bank syariah ini,” ucapnya. 



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×