kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

NPL Bank Papua capai 20%, ini komentar OJK


Senin, 05 Juni 2017 / 08:45 WIB
NPL Bank Papua capai 20%, ini komentar OJK


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengomentari terkait dengan rasio kredit bermasalah (NPL) Bank Papua yang mencapai 20%. Menurut regulator perbankan, jika NPL suatu bank sudah melewati batas maka OJK akan melakukan beberapa langkah pengawasan.

Sebagai gambaran saja pada Maret 2017, NPL gross Bank Papua menyentuh angka 19,93% sedangkan NPL net ada di angka 9,49%. NPL nett Bank Papua ini sudah melewati ambang batas yaitu 5%.

Sukarela Batunanggar, Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I OJK mengatakan jika NPL suatu bank di atas ambang batas, maka regulator akan memastikan dan meminta bank menurunkan sampai ke level yang aman.

“Secara industri BPD memang mempunyai NPL yang agak tinggi,” ujar Sukarela menjawab pertanyaan KONTAN, Minggu (4/6).

Berdasarkan data OJK, NPL bank pembangunan daerah (BPD) sampai Maret 2017 mencapai 3,67% atau lebih tinggi dari NPL perbankan secara umum sebesar 3,04%.

Dari sejarahnya, Sukarela menjelaskan yang menjadi penyebab NPL BPD tinggi adalah mulai masuknya bank daerah ke pembiayaan terkait tambang dan komoditas. Hal ini seiring dengan keinginan agar BPD melebarkan sayap ke pembiayaan sektor produktif.

Namun usaha untuk melebarkan sayap ke usaha produktif ini sedikit terkendala karena BPD belum siap dari sisi SDM dan infrastruktur. Apalagi sektor produktif sangat sensitif ke naik turunnya ekonomi global.

Hal ini terbukti ketika pada beberapa tahun belakangan ketika harga komoditas turun tajam yang membuat kredit bermasalah BPD mengalami kenaikan. Beberapa daerah, ada beberapa BPD yang mengalami kenaikan NPL yang cukup tajam utamanya dari Papua, Kalimantan dan Sulawesi.

Untuk mengatasi hal ini, diharapkan BPD meningkatkan kompetensi terkait dengan pengelolaan pembiayaan produktif dan mengurangi pembiayaan ke sektor yang memiliki risiko tinggi yaitu pertambangan dan komoditas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×