kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.415.000   -13.000   -0,54%
  • USD/IDR 16.600   -6,00   -0,04%
  • IDX 8.089   173,32   2,19%
  • KOMPAS100 1.119   28,59   2,62%
  • LQ45 796   23,97   3,10%
  • ISSI 285   3,86   1,37%
  • IDX30 415   14,34   3,58%
  • IDXHIDIV20 470   17,22   3,80%
  • IDX80 124   2,97   2,46%
  • IDXV30 133   4,48   3,48%
  • IDXQ30 131   4,31   3,39%

OJK akan minta manajemen resiko terkonsolidasi


Kamis, 25 April 2013 / 20:42 WIB
OJK akan minta manajemen resiko terkonsolidasi
ILUSTRASI. Pialang memonitor layar perdagangan saham di Jakarta, Senin (6/9/2021). KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Amal Ihsan

JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan mengeluarkan aturan pengawasan khusus untuk konglomerasi lembaga keuangan. Rencananya, OJK akan membuat regulasi yang mewajibkan induk perusahaan untuk melakukan manajemen risiko secara terkonsolidasi.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Nelson Tampubolon mengatakan, induk perusahaan dari suatu konglomerasi keuangan sudah sewajarnya melakukan pengelolaan manajemen risiko seluruh lembaga jasa keuangan yang berada dalam konglomerasinya secara terkonsolidasi.

Apabila OJK mendeteksi adanya masalah, misalnya masalah likuiditas atau solvabilitas, pada anak perusahaan, maka akan dilakukan komunikasi dengan induk perusahaan tersebut untuk mengatasi permasalahan.

Nelson bilang, sebenarnya Bank Indonesia (BI) telah mengatur mengenai hal ini dalam bentuk surat pernyataan yang menyatakan kesediaan Pemegang Saham Pengendali untuk mendukung likuiditas dan solvabilitas bank yang dimiliki. "Aturan itu harus diteruskan dan diperkuat untuk seluruh lembaga jasa keuangan dalam suatu konglomerasi keuangan," katanya.

Nah, dalam desain pengawasan konglomerasi keuangan yang terintegrasi dan berbasis risiko, maka OJK akan melakukan pengawasan terhadap keseluruhan konglomerasi keuangan tersebut. Namun demikian pengawasan terhadap individual lembaga jasa keuangan, yang menjadi bagian dari konglomerasi keuangan tersebut, secara individual tetap berjalan dan lebih diperkuat.

Menurutnya, pengawasan terhadap konglomerasi keuangan bukan menggantikan pengawasan individual lembaga jasa keuangan, namun lebih bersifat melengkapi dan memperkuat fungsi Pengawasan oleh OJK. Hal ini sesuai dengan international best practices dan amanat UU OJK.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×