Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri perbankan syariah tidak hanya menjadi pelengkap, tapi mampu menjawab kebutuhan riil masyarakat. Arah pengembangan juga ditegaskan harus kembali pada prinsip-prinsip dasar syariah yang menekankan nilai keadilan, transparansi, dan kemaslahatan.
Kepala Direktorat Pengaturan dan Pengembangan Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Nyimas Rohmah, mengatakan perbankan syariah di Indonesia wajib hadir sebagai solusi yang memberikan manfaat nyata sesuai prinsip Islam.
“Operasional bank syariah harusnya memberikan maslahat lebih besar, mengedepankan prinsip keadilan dan transparansi,” ujar Nyimaa, Jumat (14/11).
Ia menjelaskan, ekonomi berbasis nilai keislaman menekankan pemerataan kekayaan (wealth distribution). Karena itu, perbankan syariah tidak semestinya hanya mengejar keuntungan semata.
Baca Juga: Harga Emas Melesat, Pembiayaan Emas di Bank Syariah Ikut Berkilau
“OJK aktif mendorong perbankan syariah mengembangkan produk yang benar-benar khas syariah dan tidak hanya meniru konsep konvensional,” tambahnya.
OJK melalui Roadmap Pengembangan dan Penguatan Perbankan Syariah Indonesia (RP3SI) 2023–2027 telah menetapkan rencana aksi penerbitan pedoman produk. Pada 4 November 2025, OJK meluncurkan tiga pedoman produk baru, yakni salam, istisna, dan ijarah jasa.
Dengan fondasi produk seperti murabahah, musyarakah, dan mudarabah, perbankan syariah diharapkan makin mandiri dan tidak bergantung pada skema yang menyerupai perbankan konvensional.
Perbankan syariah harus mampu memberikan kontribusi yang lebih besar bagi kesejahteraan masyarakat dan stabilitas ekonomi nasional.
Selanjutnya: Puncak Hujan Meteor Leonid 17-18 November 2025, Bagaimana Cara Mengamati?
Menarik Dibaca: 8 Rebusan Daun yang Efektif Turunkan Kolesterol Tinggi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













