Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan bahwa di penghujung tahun 2013, suku bunga mengalami peningkatan seiring naiknya suku bunga acuan (BI Rate) hingga mencapai 7,5%. Kondisi ini menyebabkan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) di akhir Kuartal I 2014 meningkat.
Menurut Lucky Fathul, Deputi Komisioner OJK Bidang Manajemen Strategis, suku bunga kredit korporasi dan kredit konsumsi KPR masing-masing naik 10,4% dan 8,8%.
"Kredit ritel, kredit mikro, dan kredit konsumsi non KPR juga mengalami kenaikan masing-masing 10,7%, 9,7%, dan 9,6% di akhir Kuartal I 2014," kata Lucky di Jakarta, Senin, (23/6).
Kondisi ini juga diperberat suku bunga deposito yang terus meningkat sejak pertengahan 2013. Suku bunga deposito dengan tenor 1,3,6 bulan rata-rata mencapai 7,9%, 8,6%, dan 8,1%. "Bunga itu berada diatas suku bunga penjaminan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)," ujar Lucky.
Kondisi inilah yang membuat net interest margin (NIM) mengalami penurunan dari 4,9% di akhir 2013 menjadi 4,2% di akhir Kuartal I 2013. Meskipun, menurut Lucky, dibandingkan dengan negara kawasan ASEAN lain, NIM Indonesia masih lumayan.
"NIM Fillipina, Thailand, Malaysia, dan Singapura di akhir 2013 masing-masing hanya sebesar 3,3%, 2,6% , 2,3%, dan 1,5%," pungkas Lucky.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News