kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pasar uang jadi alternatif likuiditas bank


Kamis, 19 Desember 2013 / 09:10 WIB
Pasar uang jadi alternatif likuiditas bank
ILUSTRASI. 6 Teknik Manajemen Stres untuk Anak Remaja.


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: A.Herry Prasetyo

JAKARTA. Di tengah likuiditas yang makin ketat, perbankan tampaknya tak bisa hanya mengandalkan simpanan nasabah sebagai sumber pendanaan. Perbankan juga tidak bisa hanya mengandalkan pasar uang antar bank (PUAB) untuk memasok likuiditas.

Karena itu, Bank Indonesia (BI) meminta perbankan meningkatkan transaksi pasar uang untuk memperdalam pasar uang rupiah maupun valuta asing (valas). Selama ini, pasar uang perbankan masih didominasi transaksi PUAB. Nilai transaksi harian PUAB mencapai Rp 10,7 triliun. Sebesar 55,8% dari total transaksi PUAB menggunakan tenor overnight.

Gubernur BI Agus Martowardojo, mengatakan perbankan perlu meningkatkan pasar uang yang belum berkembang seperti repurchase agreement (repo), commercial paper (CP), banker's acceptence (BA), assets backed securities (ABS), medium term notes (MTN) dan floating rate notes (FRN).  Pasar uang selama ini hanya berputar di PUAB, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan Surat Perbendaharaan Negara (SPN).

Untuk mengawali pendalaman pasar keuangan antar BI memfasilitasi perjanjian mini repo yang melibatkan delapan bank. Kesepakatan itu  diharapkan akan meningkatkan transaksi repo dan mengurangi transaksi PUAB. Sebab, transaksi PUAB tidak menggunakan agunan sehinga  rentan terhadap risiko kredit. "Delapan bank akan bertransaksi repo sebesar Rp 2,30 triliun," kata Agus.

Dana bank terbatas

Ke depan, BI akan menjajaki kerjasama dengan beberapa instansi terkait untuk membentuk gugus tugas pendalaman pasar keuangan. "Pendalaman pasar keuangan kita masih jauh tertinggal dari negara lain," kata Agus.

Tri Joko, Direktur Keuangan Bank Bukopin, mengatakan perbankan belum memaksimalkan pasar keuangan lantaran instrumen selain BNI, SPN, dan sertifikat deposito Bank Indonesia (SDBI) masih belum populer. Selain itu, belum ada kesepakatan bersama.

Achmad Baequni Direktur Keuangan Bank Rakyat Indonesia (BRI), mengamini bank tidak aktif bertransaksi di pasar keuangan lantaran belum ada standardisasi dan aturan main yang disepakati.  Alhasil, bank hanya bermain di pasar keuangan yang diawasi regulator. Dengan adanya mini repo, BRI akan aktif bertransaksi repo. "Kami akan mengkaji penggunaan instrumen lain seperti MTN," kata Baequni.

Adi Setianto Direktur Treasury dan Financial Institutions BNI, mengatakan BNI juga akan meningkatkan transaksi repo dan masuk ke instrumen lainnya pasca kesepakatan mini repo.

Tri menambahkan, transaksi repo menguntungkan bagi kedua bank. Penerima dana akan memperoleh pasokan likuiditas. Sementara bank pemberi dana akan memperoleh pendapatan bunga dari hasil dana cadangan. "Pendapatan bunga dari pasar uang cukup besar, hampir 10% dari pendapatan bunga," imbuh Adi.

Meski begitu, tidak semua bank memiliki dana besar untuk meminjamkan dana ke pelaku pasar. Sebab, bank juga harus menjaga likuiditas  masing-masing. "Pendapatan bunga paling besar tetap dari bunga kredit," kata Tri.      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×