kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pembiayaan Bermasalah Bank Syariah Naik Jadi Rp 11.751 Triliun Per Januari 2024


Jumat, 12 April 2024 / 11:45 WIB
Pembiayaan Bermasalah Bank Syariah Naik Jadi Rp 11.751 Triliun Per Januari 2024
ILUSTRASI. OJK mencatat jumlah pembiayaan bermasalah (NPF) bank syariah naik jadi Rp 11.751 triliun per Januari 2024. KONTAN/Muradi/2018/06/05


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mengawali tahun 2024, data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat jumlah pembiayaan Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) yang jatuh menjadi pembiayaan bermasalah (NPF) meningkat secara year to date (YtD) menjadi Rp 11.751 triliun per Januari 2024, dari sebelumnya Rp 11.596 triliun per Desember 2023.

Sementara secara tahunan (YoY), total pembiayaan yang jatuh menjadi NPF naik dari Rp 11.625 triliun per Januari 2023. Meskipun secara rasio NPF, Bank Umum Syariah tanah air masih terjaga di level 2,11% per Januari 2024, bahkan turun dari sebelumnya 2,41% per Januari 2023.

Sementara untuk rasio NPF UUS tercatat terjaga di level 2,03% per Januari 2024, turun dari posisi sebelumnya 2,33% pada Januari 2023.

Baca Juga: OJK Catat Pertumbuhan Piutang Pembiayaan Multifinance pada Ramadan Lebih Tinggi

Jika dihitung dari total pembiayaan yang disalurkan BUS dan UUS pada Januari 2024 yang sebesar Rp 565.149 triliun, porsi pembiayaan yang jatuh menjadi NPF hanya sebesar 2,1%. Besaran porsi tersebut telah menurun tipis dari sebelumnya 2% dari total  pembiayaan Rp 488.553 teriliun pada Januari 2023.

Adapun jika dibandingkan secara tahunan (YoY), total pembiayaan yang jatuh menjadi NPF naik dari sebelumnya Rp 11.625 triliun per Januari 2023. 

Di sisi lain, para bankir memastikan setelah berakhirnya kebijakan restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 pada Maret 2024 lalu, tidak akan berdampak pada kenaikan rasio NPF. Maklum saja, dibandingkan bank konvensional, rasio pembiayaan bermasalah atau NPF bank syariah memang lebih rendah.

Direktur BCA Syariah Pranata menyebut saat ini pihaknya tetap fokus dalam menyalurkan pembiayaan, termasuk kepada sektor UMKM. Rasio Loan at Risk (LAR) BCA Syariah tercatat di kisaran 5%-6%, dengan NPF gross yang terjaga rendah di 0,92%.

Dalam menjaga rasio NPF tahun ini BCA Syariah bakal tetap konsisten menerapkan prudent banking practice sejak awal inisiasi pembiayaan, melakukan monitoring kualitas pembiayaan secara ketat serta melakukan penyelesaian pembiayaan bermasalah secara cepat dan efektif. 

Baca Juga: Sebanyak 570 Cabang BSI Tetap Buka Selama Libur Lebaran 2024

"Kami menargetkan NPF tetap stabil dan terjaga di bawah 2% sampai dengan akhir tahun 2024," kata dia kepada Kontan belum lama ini.

Sementara itu Direktur Syariah Banking CIMB Niaga, Niaga Pandji P. Djajanegara belum lama ini juga menyebut akan selalu menjaga rasio NPF supaya tidak lebih dari 2% tahun ini.

Sejalan dengan itu Pandji juga menekankan pembiayaan restrukturisasi Covid sudah minim dan tidak akan berdampak pada kenaikan NPF.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×