Reporter: Tendi Mahadi, Febrina Ratna Iskana | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Total pertumbuhan pembiayaan industri multifinance pada kuartal pertama tahun ini melambat dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Secara year to date, total pembiayaan di kuartal I–2014 hanya naik 1,27%.
Padahal, di kuartal pertama tahun lalu, pembiayaan tumbuh 3,57% (lihat tabel). Sebenarnya, pembiayaan konsumen yang mayoritas terdiri dari kredit kendaraan bermotor masih tumbuh hingga 3% meski lebih kecil ketimbang tahun lalu. Tapi, karena penurunan outstanding sewa guna usaha, total pertumbuhan pembiayaanpun menipis.
Para pelaku bisnis multifinance menilai, perlambatan ini disumbang beberapa faktor. Misalnya, kondisi ekonomi makro yang melambat sejak tahun lalu ikut mempengaruhi kinerja industri pembiayaan.
Direktur Utama Adira Finance, Willy S. Dharma, mengatakan kondisi pasar yang melambat tentu ikut berpengaruh. Selama kuartal pertama tahun ini, pertumbuhan penjualan mobil tercatat menurun menjadi 11% dari 18% di tahun lalu.
Sampai Maret, Adira mencatatkan pertumbuhan outstanding pembiayaan 8% dari tahun lalu. "Hingga akhir bulan Maret menjadi Rp 48,5 triliun," ujarnya.
Melihat bisnis pembiayaan konsumen yang masih tumbuh, WOM Finance belum berniat mendiversifikasi bisnis. "Hingga kuartal I, pembiayaan motor baru mencapai 80%-85% dan 15% berasal dari pembiayaan motor bekas dan refinancing mobil. Sampai akhir tahun nanti, kami ekspektasi refinancing mobil bisa 20%," kata Presiden Direktur WOM Finance, Djaja Suryanto Sutandar.
Direktur WOM Finance, Zacharia Susantadiredja, menambahkan, masyarakat Indonesia masih memerlukan sepeda motor, sehingga dari sisi pembiayaan masih ada peluang. Apalagi saat ini sepeda motor sudah menjadi sarana transportasi yang terbaik dan lebih murah dibandingkan sarana transportasi lain. "Saya masih melihat permintaan pembelian sepeda motor tidak turun, tapi stabil," ujar Zacharia.
Kondisi berbeda terjadi pada pembiayaan alat berat lewat sewa guna usaha. Outstanding sewa guna usaha turun 2,21% year to date hingga akhir kuartal pertama menjadi Rp 114,77 triliun.
Outstanding leasing menurun dalam dua bulan berturut-turut. Masih rendahnya harga komoditas pertambangan sejak pertengahan tahun 2012 menekan permintaan alat berat yang merupakan komponen utama sewa guna usaha. Pelaku sewa guna usaha berupaya mendorong peningkatan lewat pembiayaan sektor pertanian dan konstruksi. "Tren harga komoditas pertambangan masih berdampak di tahun ini," kata Direktur SAN Finance, Andrijanto.
Pembiayaan Multifinance (dalam Rp miliar) | ||||||
strong>Des '12 | strong>Mar '13 | strong>% | strong>Des '13 | strong>Mar '14 | strong>% | |
Sewa guna usaha | 105.082 | 108.843 | 3,58 | 117.363 | 114.773 | - 2,21 |
Anjak piutang | 5.148 | 5.521 | 7,25 | 7.697 | 7.926 | 2,98 |
Kartu kredit | 2 | 2 | 0 | 4 | 5 | 25 |
Pembiayaan konsumen | 191.82 | 198.482 | 3,47 | 222.963 | 229.743 | 3,04 |
Total pembiayaan | 302.052 | 312.848 | 3,57 | 348.027 | 352.447 | 1,27 |
Sumber: Bank Indonesia |
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News